BeberapaKumpulan Tarian Adat Daerah Sulawesi Selatan Ada banyak sekali tarian daerah ini. Pada kesempatan kali ini kami hanya sampaikan beberapa saja dahulu dan akan kami lakukan penambahan dikemudian hari. Selamat membaca! 1.Tari Adat Pa'gellu Ilustrasi (IndonesiaKaya) - Tari Bosara atau Tari Paduppa Bosara merupakan tari tradisional di Makassar, Sulawesi Selatan. Berdasarkan jurnal Makna dan Nilai Tari Paduppa dalam Tradisi Suku Budgis di Kabupaten Soppeng 2019 oleh Anisah Aah, tari Bosara adalah tari untuk menyambut tamu kehormatan yang datang ke Bosara menggambarkan bahwa orang bugis jika kedatangan tamu senantiasa menghidangkan bosara sebagai tanda kesyukuran dan kehormatan. Pada zaman dahulu, tarian ini dibawakan untuk menjamu raja-raja dengan suguhan kue-kue tradisional. Selain itu juga ditammpilkan pada berbagai pesta seperti persat perkawinan. Baca juga Tari Joget Lambak, Tarian Tradisional Kepulauan Riau Bosara sendiri adalah piring khas suku bugis Makassar. Dibuat dari besi dan dilengkapi dengan penutup khas yaitu dibalut kain berwarna terang. Bosara biasanya diletakkan di meja dalam rangkaian acara tertentu, khususnya yang bersifat tradisional dan sarat dengan nilai budaya. Selain diletakkan di meja pada acara resmi pemerintahan sebagai simbol, bosara juga sebagai rpoperti tarian yang cukup Bosara merupakan peninggalan budaya khas Sulawesi Selatan dari zaman Kerajaan Gowa dan Bone. Kue-kue yang biasanya disajikan dengan menggunakan bosara adalah kue Cucur, Brongko, Kue Lapis, Biji Nangka, dan lainnya. Baca juga Tari Tandak, Tari Tradisional Riau Pertunjukan tari Bosara Dilansir dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, berikut gerak tari Bosara Gerakan kepala sesuai dengan arah tangan bergerak Gerakan tangan seperti mengikat bosara Gerakan badan ke kanan dan ke kiri sesuai gerak tangan Gerakan kaki berjinjit bergantian sesuai hitungan Dalam tari Bosara, dibawakan oleh penari perempuan dengan jumlah ganjil. Pakaian yang digunakan adalah Baju Bodo, sarung sutra, bando bunga, anting, gelang, dan kalung. Properti yang harus dibawa oleh penari adalah bosara yang berisi beras, bunga, dan benno makanan ringan dari biji jagung. Sedangkan untuk alat musik yang digunakan berupa suling, gendang, kuik, dan kecapi. Baca juga Tari Musyoh, Tarian Sakral Untuk Menenangkan Arwah Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Berikutkita bahas tarian tradisional daerah Sulawesi Selatan satu persatu. Daftar Isi 1. Tari Pakkuru Sumange 2. Tari Kipas Pakarena 3. Tari Pattennung 4. Tari Ma'Gellu 5. Tari Pa'Pangngan 6. Tari Gandrang Bulo 7. Tari Bosara 8. Tari Tradisional Pajoge 9. Tari Ma'randing 10. Tari Manimbong 11. Tari Ma'badong 1. Tari Pakkuru Sumange
- Tari Dinggu merupakan tarian tradisional yang berasal dari Sulawesi Tenggara. Tari Dinggu adalah tarian rakyat yang menggambarkan mengenai suasana serta aktivitas masyarakat ketika musim panen. Dikutip dari buku Tari Dinggu Dulu dan Sekarang Tari Masyarakat Petani Suku Tolaki di Bumi Sulawesi Tenggara 2018 karya Anthi Max, tari Dinggu adalah salah satu tari tradisional Suku Tolaki yang kemudian dikemas dalam kreasi baru khususnya di daerah Kerajaan Mekongga berada di Kabupaten Kolaka.Di mana tarian tersebut menceritakan tentang suku cita petani ketika menyambut dan melaksanakan panen padi di sawah. Tari Dinggu adalah suatu tari yang energik dan ceria menggambarkan betapa semangatnya petani memanen padi berkat keberadaan Dewi Padi atau Dewi Sri Sanggole Mbae. Di mana memberikan keberkahan atau usaha yang dilakukan serta dipercaya menjaga kesuburan juga Tari Kabasaran, Tarian Perang Khas Minahasa Melalui tarian tradisional tersebut para petani juga memberikan rasa syukur atas limpahan panen yang diterima. Lewat tari Dinggu juga, masyarakat bisa melihat secara tidak langsung visual kehidupan petani pada suku Tolaki pada zaman dahulu. Gerak tari Dinggu Tari Dinggu memiliki gerakan yang penuh semangat dan kekompakan. Di mana bisa dilihat melalui gerakan penari ketika menumbuk lesung dan alu secara bersamaan. Variasi gerakan yang beragam membuat penonton terkesima dengan permainan alu dan lesung secara apik.

Tarikabasaran merupakan tarian Sulawesi utara jenis tarian perang masyarakat Minahasa. Tari ini umumnya dilakukan para penari pria memakai baju perang lengkap dengan senjata seperti tombak, perisai dan juga pedang. Dari catatan sejarah, tarian daerah Sulawesi utara ini sering dilakukan prajurit Minahasa sebelum atau sepulang dari berperang.

Tarian adat daerah Sulawesi Barat merupakan kekayaan budaya lokal yang harus dijaga keberadaannya. Kesenian tari ini jangan sampai hilang di telan oleh zaman. Kita tahu bahwa sekarang ada banyak budaya asing dalam bentuk gerakan berdatangan sebagai dampak dari globalisasi. Sebagian remaja Indonesia sudah banyak yang terpengaruh yaitu mereka suka dengan budaya luar itu dan tidak percaya diri dengan budaya aslinya. Maka dari itu, melalui informasi tari khas Sulawesi Barat ini, kami yakin bahwa kita harus berbuat sesuatu. Tarian adat Sulawesi Barat ada yang masih bisa bertahan dan ada yang sudah mulai ditinggalkan. Peran pemerintah harus ada dalam menyikapi ini. Pemerintah bisa melalui kebijakannya agar budaya kesenian tari di Sulawesi Barat bisa kembali diminati banyak orang, khususnya warga setempat. Banyak hal bisa dilakukan, salah satunya mengemas budaya tari tersebut menjadi objek wisata sehingga mampu mendatangkan parawisata asing kedaerah yang ibukotanya adalah Mamuju. Atau cara – cara lain bisa dilakukan. Selama ada kemauan, maka disitulah selalu ada jalan jika kita ada keyakinan yang kuat. Bicara tentang seni tari, sedikit kami sampaikan kepada para pembaca, bahwa melalui blog sederhana ini kami sudah menuliskan beberapa tarian daerah, seperti tarian adat Kalimantan Barat dan tarian adat Kalimantan Timur serta tari adat khas Maluku. Kami sangat optimis, jika informasi mengenai tari eksis di internet, maka akan eksis juga di dunia nyata. Oke, tanpa berlama – mala lagi, langsung saja kita akan membahas satu persatu tentang apa saja tarian adat daerah Sulawesi Barat. Simak informasinya berikuti ini. 1. Tari Adat Patuddu 2. Tari Adat Bulu Londong 3. Tari Adat Mappande Banua/Macceraq Banua 4. Tari Adat Salabose Daeng Poralle 5. Tari Adat Toerang Batu 6. Tari Adat Ma’ Bundu 7. Tari Adat Sayang Pattuqduq 8. Tari Adat Bamba Manurung 9. Tari Kipas Majene Gallery 9 Tarian Adat Daerah Sulawesi Barat Beserta Gambar dan PenjelasannyaRelated posts 1. Tari Adat Patuddu Tari Adat Patuddu holobis Tarian daerah Patuddu biasanya dibawakan oleh para penari wanita dengan gerakannya yang lemah gemulai. Alat yang digunakan ialah kipas. Pada zaman dahulu, Tari Patuddu ditampilkan untuk menyambut para prajurit saat pulang dari medan perang. Ketika itu, Kerajaan Balanipa punya cara tersendiri dalam menyambut para pasukan yang pulang dari tempat medan perang, salah satunya adalah dengan menampilkan pertunjukkan Tari Patuddu ini. Fungsi lain Tari Patuddu yaitu tarian penyambutan atau hiburan sehingga tarian ini sering ditampilkan untuk acara penyambutan para tamu terhormat maupun tamu dari kenegaraan. Ada ungkapan syukur yang tersirat pada gerakan tari yang dimainkan. Ekspresi wajah yang gembira dan senyum adalah bukti nyatanya. Selain itu juga dari gerakannya yang lemah lembut menggambarkan sifat wanita yang suci dan juga penuh kasih. 2. Tari Adat Bulu Londong Tari Adat Bulu Londong Youtube Tari adat Bulu Londong merupakan seni tari yang berasal dari daerah Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat. Tarian ini dibawakan oleh para penari pria dengan berpakaian dan bersenjata layaknya para prajurit pada zaman dahulu ketika sedang di medan peperangan. Sama dengan tarian perang lainnya, Tari khas Sulawesi Barat termasuk salah satu tarian yang telah hampir punah. Kemudian, tari Bulu Londong lagi oleh masyarakat dan juga para budayawan. Meski pun tarian ini sudah tidak lagi difungsikan sebagai tarian perang, tapi Tari Bulu Londong sekarang lebih difungsikan sebagai tarian yang sifatnya pertunjukan, sehingga cocok ditampilkan dalam acara seperti penyambutan, perayaan, serta pertunjukan dari seni dan budaya. 3. Tari Adat Mappande Banua/Macceraq Banua Tari Adat Mappande Banua Tarian yang ditampilkan untuk mappande memberi makan, banua kampung tari ini dilaksanakan sebelum ritual pelantikan raja, dengan didahului penyembelihan hewan berupa kerbau yang diambil darah dari daun telinganya untuk dipercikkan ke delapan arah mata angin. Tari ini kental nuansa mistisnya. Tidak tahu apakah saat ini masih eksis dan sering dilakukan oleh masyarakat lokal. 4. Tari Adat Salabose Daeng Poralle Munculnya tari ini kabarnya diilhami dari Salabose, Daeng Poralle, yang merupakan Maraqdia raja pertama yang diangkat untuk memerintah kerajaan Banggae, tarian ini melambangkan perjuangan sang raja saat menghadapi perompak laut dari suku Tidung. Keberanian dan spirit pahlawan dalam berperang sangat terasa pada pertunjukan tari ini. 5. Tari Adat Toerang Batu Tari Adat Toerang Batu Tari Toerang Batu merupakan tarian yang termasuk atau sejenis tarian perang yang berasal dari Provinsi Sulawesi Barat. Pada umumnya, Tarian ini digelar oleh para penari pria sebagai para prajurit, sedangkan para penari wanita hanya sebagai pendukung tari. Dikabarkan, Tari Toerang Batu ini juga hampir punah. Pada zaman dahulu sebelum Tari Toerang Batu ini dimulai, biasanya akan didahului dengan beberapa ritual khusus yang sifatnya sakral, seperti pemberian sesajen serta melakukan doa. Kemudian para prajurit yang akan berperang akan diuji terlebih dahulu dengan cara melompati telur yang telah diletakan diatas batu setinggi satu meter lebih. Prajurit yang dapat lolos dari ujian ini, maka prajurit tersebut akan mengikuti perang, sedangkan bagi prajurit yang tidak lolos akan ditempatkan dibagian logistik pasukan. Kemudian acaranya dilanjutkan dengan Tari Toerang Batu. 6. Tari Adat Ma’ Bundu Tari Adat Ma’ Bundu WordPress Tari adat Ma’Bundu adalah tarian perang yang dikombinasikan dengan beberapa tarian tradisional yang berasal dari Mamuju, Sulawesi Barat, di kecamatan Bonehau dan Kecamatan Kalumpang. Tarian ini berisi pesan tentang sebuah ketangkasan dan kekebalan terhadap senjata-senjata tajam. Mereka dan yang keluar menjadi pemenang akan membawa ulu tau atau penggalan kepala musuh. Umumnya jumlah orang yang ikut dalam tari ini adalah 10 orang. Mereka memakai pakaian adat yakni BEI yang dihiasi oleh beberapa ukir-ukiran yang terbuat dari kerang kecil. Pada bagian kepala memakai topi dengan tanduk dan juga palo-palo. Sedang di bagian tangan memakai gelang potto balussu. Adapun alat yang dijadikan sebagai properti adalah berupa tombak sebagai aksesoris tarian. 7. Tari Adat Sayang Pattuqduq Tari Adat Sayang Pattuqduq Pesonamandar Tari adat Sayang Pattuqduq ialah kesenian tradisional yang berasal dari Mandar, Sulawesi Barat. Kata Saiyyang memiliki arti kuda, sedangkan kata Pattuqdud artinya penari. Bila digabungkan maka akan menjadi kuda yang menari, ahli memainkan gerakan kaki dan juga kepala. Pada umumnya, tarian ini dimainkan pada sebuah acara selametan anak yang telah khatam Al Qur’an, anak tersebut lalu akan menunggang kuda serta diarak keliling kampung. Biasanya kegiatan ini dilaksanakan pada saat peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW, penjemputan tamu kehormatan, dan juga sarana hiburan. 8. Tari Adat Bamba Manurung Tari Adat Bamba Manurung Youtube Tari adat Bamba Manurung ialah sebuah tarian tradisional yang asal daerahnya adalah Mamuju, yang dikenal sebagai ibukota dari provinsi Sulawesi Barat. Biasanya, tari Manurung ini dilaksanakan diacara-acara pesta adat di Mamuju serta dihadapan para tokoh adat dan penghulu. Pada pertunjukannya, mereka yang berperan sebagai penari akan memakai pakaian adat khas Provinsi Sulawesi Barat yakni Baju Badu, dengan aksesoris bunga beru-beru atau bunga melati yang menghiasi dibagian kepala. Untuk propertinya, mereka akan membawa kipas seperti halnya pada tarian Patuddu. 9. Tari Kipas Majene Belum banyak infromasi yang didapatkan terkait dengan tari Kipas Mejen ini. Hanya saja gerakan tarinya bisa dilihat pada video berikut ini. Jika Ada punya informasi tambahan silahkan kabari kami. Atau Anda dapat menulisnya pada kolom komentar. Baca Alat Musik Tradisional Indonesia Akhirnya, kerja keras ini selesai sudah. Butuh waktu dan konsentrasi untuk selesaikan artikel yang berjudul tarian adat daerah Sulawesi Barat ini. Semoga bermnafaat kepada para pembaca. Gallery 9 Tarian Adat Daerah Sulawesi Barat Beserta Gambar dan Penjelasannya
TarianSulawesi Selatan beserta gambarnya yang akan kami ulas adalah tari pa'pangngan yang umumnya dilakukan para gadis cantik memakai pakaian gelap atau hitam serta ornamen khas Toraja seperti kandaure. Pangngan Ma adalah menari ketika menerima tamu kehormatan sekaligus menyambut kata kata Tana Mo Pangngan Mali'ki, yaitu: Kisorong sorong mati
Sulawesi Tengah adalah sebuah provinsi yang memiliki ragam tarian daerah yang khas. Ibu kotanya adalah kota Palu dengan luas wilayahnya km², dan jumlah penduduknya jiwa. Selain dikenal dengan lagu daerahnya yang berjudul Tananggu Kaili, Sulawesi Tengah juga siap mengenalkan nama – nama tarian daerahnya, mulai dari tarian adat yang sering dilakukan, sampai dengan yang jarang dilakukan. Tarian adat daerah Sulawesi Tengah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tarian nusantara yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Dengan adanya tarian adat ini, maka secara langsung membuktikan bahwa Indonesia memang kaya akan khazanah budaya dan tidak bisa dinila dengan materi semata. Budaya seni tari sebagai warisan dari para lelhur dahulu harus dijasa sampai kapan pun juga. Kita tidak mau budaya asing menggempurnya. Harus ada proteksi untuk menghalau budaya asing. Banyak pesan moral yang disampaikan dari pertunjukan sebuah tari. Begitu pula dengan tarian adat Sulawesi Tengah ini. Ada banyak cerita dibaliknya, apakah cerita tentang kehidupan sosial, kisah asmara di zaman dahulu, atau cerita dan kisah perang yang heroik dengan properti senjata tradisional turut ditampilkan. Sebelumnya, kami sudah menulis beberapa artikel tentang kesenian tari daerah, seperti tarian adat Sulawesi Barat dan tari adat khas Maluku. Dan kami juga sudah menulis tarian adat Bali dan tarian adat Kalimantan Timur. Antara satu artikel dengan artikel yang lain kami yakin akan saling melengkapi dan menjadi arsip digital pada laman internet. Oke, langsung saja kita kupas satu persatu tentang tarian adat daerah Sulawesi Tengah. Simak berikut ini informasinya. 1. Tari Adat Doplak 2. Tari Adat Peule Cinde 3. Tari Adat Lumense 4. Tari Adat Baliore 5. Tari Adat Raego 6. Tari Adat Dopalak 7. Tari Adat Moraego 8. Tari Adat Balia 9. Tari Adat Torompio 10. Tari Adat Pajoge Sebagai Sarana Sarana Penghubung Antara Raja & Sarana Dekatkan Diri Raja Kepada Rakyat 11. Tari Adat Pamonte 12. Tari Adat Jepeng 13. Tari Adat Pontanu 14. Tari Adat Posisani 15. Tari Adat Anitu Membentuk dua deretan ke belakang Tangan penari diletakkan disebelah penari lainnya 16. Tari Adat Dero 17. Tari Adat Pepoinaya Gallery 17 Tarian Adat Daerah Sulawesi Tengah, Gambar dan PenjelasannyaRelated posts 1. Tari Adat Doplak Tari adat Doplak ini ditarikan sebanyak 7 orang penari wanita yang terdiri dari seorang yang berperan sebagai palima yaitu kepala penari. Sedang keenam penari lainnya disebut dayang-dayang. Sekilas, pesan yang disampaikan pada tari Dopalak yaitu menggambarkan bagaimana ketujuh orang tersebut datang membawa dulang, usai itu palima maju terlebih dahulu untuk menyelidiki tempat yang mengandung emas, kemudian diikuti oleh penari lainnya. Kemudian, mereka semua mulai mengambil pasir yang bercampur emas, lalu pekerjaan mendulang dimulai dengan memakai selendang sebagai penyaring. Hasil saringan berupa emas dimasukkan ke dalam dulang untuk dibawa pulang. 2. Tari Adat Peule Cinde Tari Adat Peule Cinde Silontong Tari adat Peule Cinde ada beberapa versi sejarah pada masanya sendiri. Sebenarnya, Tari adat ini persis dengan tarian yang lainnya, ada kemungkinan besar bila Tari Peule Cinde bisa berkembang di setiap era, karena penggunannya yang khusus untu penyambutan tamu terutama tamu tamu yang dianggap agung. Puncak pementasan Tari Peule Cinde adalah dengan menaburkan bunga bunga kepada para tetamunya. Untuk era kekinian, tari Paule Cinde dapat difungsikan untuk menyambut tamu seperti bupati, walikota atau gubernur dari daerah lain yang ada di pulau Sulawesi atau luar Sulawesi. 3. Tari Adat Lumense Tari Adat Lumense Blogger Tari adat Lumense merupakan sebuah tarian yang asalnya dari daerah Tokotu’a. Lumense memiliki arti sebagai terbang tinggi. Kabarnya, tari Lumense sudah ada pada jaman pra sejarah. Tetapi gerakan tari Lumense jaman sekarang, sudah tidak sama dengan Tari Lumense jaman dahulu, karena pada setiap era pasti ada perubahan, baik pada gerakan atau pada kustom yang dikenakan. Pada umumnya, Tari Lumense dilaksakan atau digelar untuk menyambut tamu pada pesta pesta rakyat. Jumlah penari yang berperan biasanya penari perempuan yang berjumlah 12 orang, 6 orang berperan sebagai laki-laki dan 6 lainnya berperan sebagai perempuan. Meski semua penari adalah kaum hawa, namun Tari Lumense merupakan tarian yang melambangkan pasangan antara pria dan wanita. 4. Tari Adat Baliore Tarian adat Baliore menceritakan tentang kelincahan gadis – gadis Sulawesi Tengah yang bergembira saat pesta panen tiba. Dalam pertunjukkannya, mereka menari-nari dengan lincahnya. Hentakan ritmis tetabuhan, terutama gendang semakin menambah dinamisnya tarian ini. Tari ini merupakan tari kreasi yang diangkat dari Dingkula. Selain gerakannya, tarian ini mempunyai keunikan pada pakaian dan aksesorisnya. Pada pakaian penari Baliore terdiri atas blus lengan pendek berwarna hijau modifikasi baju poko’ yang dihiasi dengan benang kuning. Pada bagian bawah memakai celana yang panjangnya 3/4 yang dalam bahasa Kaili disebut Puruka Pajana, berwarna hitam dihiasi benang emas. Sebagai pelapis pinggul digunakan rok pendek yang dalam bahasa Kaili disebut Ro’mbuku, warnanya merah dan kuning serta memakai ban pinggang yang dalam bahasa Kaili disebut Pende, berwarna hitam yang bersulamkan benang emas. 5. Tari Adat Raego Tari Adat Raego Sportourism Kesenia tari Raego merupakan sejenis tarian untuk menyambut kepulangan para pahlawan dari medan perang. Para pahlawan yang pulang sudah dipastikan membawa kemenangan atas musuhnya. Beberapa syarat dalam melakukan tarian ini, yaitu para penari diantaranya meminta restu kepada pemangku adat, setelah itu mencari wanita pasangan menari yang belum menikah. 6. Tari Adat Dopalak Tari Adat Dopalak diperankan sebanyak 7 orang penari wanita, seorang diantaranya berperan sebagai palima yaitu kepala penari. Keenam penari lainnya disebut dayang-dayang. Iringan musik tari Dopalak adalah seperangkat kakula, durasi waktu pertunjukkan ini biasanya kurang lebih 7 tujuh menit. 7. Tari Adat Moraego Tari adat Moraego yang berasal dari Sulawesi Tengah ini merupakan tarian yang masih udentik dengan peperangan. Penari tampil dengan tema yang mirip dengan suasan perang. Suasana heroik dipertontonkan oleh mereka kepada para penonton yang hadir. Tidak tahu apakah sekarang tarian ini masih dipertunjukkan lagi. Karena sekarang sudah tidak ada perang seperti zaman dahulu kala. Para pasukan angkatan bersenjata kita hari ini lebih kepada menjaga kedaulatan negara di daerah tertentu. Haruskah jenis tarian ini dilakukan modifikasi? 8. Tari Adat Balia Tari adat Balia etnis Tari adat Balia merupakan sejenis tarian yang erat dengan kepercayaan animism, yakni pemujaan terhadap benda keramat, khususnya yang berhubungan dengan pengobatan tradisional terhadap seseorang yang terkena pengaruh roh jahat dari alam gaib. Arti dari Balia ialah tantang dia Bali = tantang, ia = dia, yang artinya melawan setan yang telah membawa penyakit dalam tubuh manusia. Balia sendiri dinilai sebagai prajurit kesehatan yang mampu untuk memberantas atau menyembuhkan penyakit. Masuk atau tidaknya makhluk-makhluk tersebut ditentukan oleh irama pukulan alat musik tradisional Gimba gendang, Lalove seruling yang mengiringi jalannya upacara adat ini. 9. Tari Adat Torompio Tari Adat Torompio deskgram Tari adat Torompio mempunyai arti adalah “angin berputar”. Tari ini menggambarkan seorang yang sedang jatuh cinta. Ini terlihat dengan gerakan tarian yang dinamis dengan gerakan berputar-putar. Ini juga kenapa tarian ini disebut juga Torompio. Cinta yang dimaksdukan ialah gelora cinta kasih untuk semua kehidupan, seperti cinta tanah air, cinta sesama umat, cinta kepada tamu-tamu menghargai tamu-tamu dan lain sebagainya. Hanya saja, yang lebih menonjol ialah cinta kasih antar sesama remaja atau muda-mudi, sehingga tarian ini lebih dikenal sebagai tarian muda-mudi. Pada pertunjukkannya, tarian Torompio sangat ditentukan oleh syair lagu pengiring yang dinyanyikan oleh penari dan pengiring tari. Pada zaman dahulu kala, gerakan tarian ini secara spontan oleh para remaja dengan jumlah yang tidak terbatas. Tempat yang dipakai ialah halaman terbuka, seperti halaman rumah atau tempat tertentu yang agak luas. Dan undangan yang hadir, para penontonnya muda-mudi yang berdiri dan membentuk lingkaran, karena tari ini didominasi oleh komposisi lingkaran dan berbaris. 10. Tari Adat Pajoge Tari Adat Pajoge Blogger Tari adat Pajoge adalah tarian tradisional yang berasal dari lingkungan istana kerajaan dimasa lalu. Tari ini ditarikan ketika hendak pelantikan sang raja. Para penari terdiri atas tujuh orang penari wanita dan penari pria. Bisa disimpulkan, bahwa fungsi tari adat Pajoge adalah Sebagai Sarana Hiburan Hiburan adalah hak rakyat dan sebagai raja yang berkuasa di suatu wailyah sudah sewajarnya menyajikan hiburan kepada rakyatnya. Tari adat Pajoge adalah salah satu hiburan yang dibuat oleh raja di masa lagu Sarana Penghubung Antara Raja & Rakyat Dalam kehidupan biasa, mungkin ada sarana lain yang dapat menghubungkan raja dengan rakyat. Hanya saja dalam jumlah yang massal, sarana tari inilah yang bisa dipakai. Karena digelar diruang yang luas sehingga dapat menampung banyak undangan dari berbagai lapisan masyarakat. Sarana Dekatkan Diri Raja Kepada Rakyat Suasana hiburan tidalah bersifat formal karena lebih nyantai. Dalam suasana santai ini, sangat efektif dipakai untuk membangun kedekatan hubungan sang raja dengan rakyat secara emosional. 11. Tari Adat Pamonte Tari Adat Pamonte Antaranews Pamonte memiliki arti menuai padi. Tari adat Pamonte khas khas daerah Sulawesi Tengah ini menggambarkan kegiatan para petani pada saat musim panen padi tiba. Tampak mereka memetik dan menuai padi secara bergotong-royong. Pesta panen ini dikenal dengan adat vunja yakni tradisi masyarakat setempat dalam mensyukuri keberhasilan panen yang diraih bersama. Pada tarian ini tampak jelas proses pengolahan padi menjadi beras yang siap untuk dimasak. Mulai dari padi dipetik, menumbuk sampai menapis. Gerakan tari Pamonte sendiri mengikuti syair lagu yang dinyanyikan oleh seorang yang ditugaskan. Persis seorang petani, para penari memakai topi caping dalam tarian. Pakaian tari Pamonte pada umumnya terdiri dari kebaya berwarna Merah dan dihiasi dengan benang emas, serta dilengkapi dengan kerudung warna merah. 12. Tari Adat Jepeng Tari adat Jepeng adalah tarian yang unik dari tarian yang lain. Karena tarian ini bernafaskan Islam. Zaman dulu tari Jepeng cuma ditarikan oleh kaum dewasa secara berpasangan, pada acara pesta perkawinan, khitanan, syukuran dan sebagainya. Tetapi seiring perkembangan zaman, tari ini mulai dikreasikan, sehingga dapat diterapkan oleh perempuan dan pria secara berpasangan. Apakah nafas Islamnya sudah tiada lagi? Pada pagelarannya, tarian adat ini diiringi kesenian marawasi, bersama-sama dengan alat musik tradisional Indonesia lainnya seperti gambus, dan biola viol 13. Tari Adat Pontanu Tari Adat Pontanu nosararasulteng Tari adat Pontanu ini menceritakan tentang cara menenun yang dilakukan oleh gadis-gadis Kaili. Bahan yang ditenun adalah kain sarung Donggala atau yang lebih dikenal dengan Buye Sabe. Dunia mengakuinya, bahwa sarung Donggala mempunyai motif warna yang indah diperkaya dengan sulaman benang emas membuat sarung Donggala dikenal dimana-mana sebagai tenunan khas Sulawesi Tengah. Keindahan itu tidak lengkap jika hanya dilihat saja, maka pada zaman dulu dibuatlah tarian yang bernama tarian Pontanu guna mengabadikannya.. 14. Tari Adat Posisani Tari Adat Posisiani Youtube Tari adat Posisani memiliki pengertian yaitu perkenalan. Tari adat ini menggambarkan realitas kegembiraan kaum muda-mudi pada acara pesta. Semuanya mengekspresikan gembiranya bersama sambil menari dan menyanyi. Sebagian wanita menari dengan memainkan kerincing. Pada momen inilah mereka berkenalan antara satu dengan yang lainnya, kemudian mereka menemukan pasangan hidup. . 15. Tari Adat Anitu Tari adat Anitu dikenal di daerah Kulawi dan Palu Kabupaten Donggala. Jumlah penarinya mencapai 6 orang wanita. Hal yang penting diperhatikan pada formasi tarian Adat Anitu, yaitu Membentuk dua deretan ke belakang Keenam penari membuat formasi 2 dua barisan dari depan kebelakang. Siapa yang menempati posisi depan dan belakang sudah disiapkan pada mereka latihan. Sehingga sudah mahir saat pertunjukkan dan tidak terjadi kesalahan. Tangan penari diletakkan disebelah penari lainnya Posisi tangan harus serentak pada bahu penari yang berada disebelahnya. Kemudian gerakan membuka dan menutup telapak tangan juga dilakukan secara berulang – ulang. Aksi ini akan terlihat sering dilakukan pada tari ini. Selain itu, ada pula gerakan tangan seperti menumbuk dan mengayunkan kedua tangan sambil memegang ujung selendang. 16. Tari Adat Dero Nama lain tari adat Dero adalah Modero. Tari tradisional ini dikenal sebagai tari persahabatan yang biasa dilakukan banyak orang dengan formasi melingkar. Selain itu, tari ini juga dikenal sebagai tari perdamaian yang ada di Sulawesi Tengah. Hal ini terlihat jelas pada gerakan tarinya, yakni, para peserta tari saling berpegangan tangan yang menandakan rasa persatuan dan persahabatan, meskipun sebelumnya belum saling mengenal. Pada umumnya, tarian ini diiringi organ tunggal dengan dua orang penyanyi. Tari Dero bukan warisan leluhur. Seni tari ini ada ketika zaman Jepang di perang dunia ke II. Saat ini tari Dero telah dikembangkan dalam bentuk yang lebih popular bagi para pemuda sebagai sarana mencari pasangan di suatu keramaian. 17. Tari Adat Pepoinaya Tari adat Pepoinaya adalah tari pengucapan syukur atas segala berkah dan karunia yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Ada yang bilang bahwa tari ini merupakan pengembangan dari upacara adat Wurake dari Kabupaten Poso. Tari Pepoinaya memakai busana daerah Kecamatan Lore Selatan Kabupaten Poso yang disebut Baju Bada. Pakaian ini terdiri dari blus lengan pendek sebatas siku bahasa Bada Kaeva berwama merah muda yang diaplikasi dengan pita warna-warni. Pada bagian bawah, menggunakan rok bersusun dua bahasa Bada Wini berwarna biru, yang diaplikasi dengan Pita wama merah dan merah muda. Baca Pengertian Seni Tari Demkian uraian tentang tarian adat daerah Sulawesi Barat ini kami sampaikan. Semoga memberikan banyak manfaat kepada Anda. Jangan lupa share kepada teman-teman. Sampaikan kritik dan saran Anda pada kolom komentar. Gallery 17 Tarian Adat Daerah Sulawesi Tengah, Gambar dan Penjelasannya Denganbegitu admin perpustakaan online mencoba menjelaskan beberapa tarian tradisional yang ada di Sulawesi Barat. Daftar Isi Tarian Tradisional Sulawesi Barat : 1. Tari Bulu Londong. 2. Tari Map Pande Banua (Macceraq Banua). 3. Tari Pattudu. 4. Tari Salabose Daeng Poralle. 5. Tari Bamba Manurung. 6. Tari Toerang Batu. 7. Tari Sayyang Pattuqduq.

Jumlah Pengunjung 71,969 Tari Adat Tradisional dari Sulawesi Selatan – Daerah Sulawesi Selatan adalah salah satu Provinsi yang terletak di Pulau Sulawesi yang beribu kota di Makassar. Provinsi Sulawesi Selatan memiliki luas wilayah Km dengan kepadatan penduduk mencapai jiwa. Di Sulawesi Selatan juga pun menyimpan ragam kuliner dan makanan khas yang bisa disantap maupun destinasi tempat wisata yang bisa dikunjungi ketika berlibur. Sulawesi Selatan juga masih kental dengan adat istiadat dan nilai-nilai budaya dan dengan beragam etnis atau suku yang berada di Sulawesi Selatan. Nilai budaya dan adat dari Sulawesi Selatan salah satunya adalah dari tarian tradisonalnya. Tari Adat Tradisional dari Sulawesi Selatan Berikut ini adalah 6 tari adat tradisional dari Sulawesi Selatan yang masih sering dipentaskan dalam berbagai kegiatan. Terutama kegiatan pertunjukan seni dan budaya serta beragam acara adat pemerintahan. 1. Tari Kipas Pakarena tari kipas pakarena Tari Kipas Pakarena merupakan salah satu tari adat tradisional Sulawesi Selatan yang paling terkenal. Tari Kipas Pakarena ini sering sekali dipentaskan untuk mempromosikan pariwisata Sulawesi Selatan. Menurut bahasa setempat, Pakarena berasarl dari kata karena yang memiliki arti main. Tari Kipas Pakarena ini sudah ada dan menjadi tradisi sejak Kerajaan Gowa. Belum diketahui bagaimana sejarah tarian ini. Namun menurut legenda, Pakarena ini berasal dari kisah perpisahan dari negeri khayangan dengan penghuni bumi. Sebelum berpisah, penghuni bumi diajarkan cara hidup seperti cocok tanam,berburu hingga beternak, melalui gerakan yang diajarkan. Kemudian gerakan-gerakan itu menjadi suatu ritual untuk syukur pada penghuni khayangan. Dalam gerakan tari ini, menggambarkan perempuan Gowa yang patuh dan setia terhadap sumai dan laki-laki. Setiap pola gerakan juga memiliki makna sendiri. misalnya seperti gerakan yang berputar searah jarum jam, mencerminkan siklus hidup dari manusia. 2. Tari Pattenung tari pattenung Tari Adat Tradisional dari Sulawesi Selatan selanjutnya yang paling terkenal adalah Tari Pattenung. Tari ini adalah tarian yang mempresentasikan atau menggambarkan perempuan yang sedang menenung benang lalu perlahan menjadi kain. Filosofi tari adat tradisional Sulawesi Selatan ini bermakna kesabaran dan keuletan dan kegigihan perempuan. Tari Pattenung dalam pertunjukan atau pentasnya menggunakan pakaian adat Sulawesi Selatan yang berupa baju bodo panjang, sarung, curak lakba dan berbagai hiasan seperti rante ma’bule dan hiasan bangkara. Tari Pattenung diiringi oleh iringan musik instrument tradisional seperti suling dan gendang. 3. Tari Ma’Gellu tari ma’gellu Tari adat tradisional dari Sulawesi Selatan yang juga sangat terkenal bagi masyarakat Toraja adalah bernama Tari Ma’Gellu. Tari Ma’Gellu adalah tari yang dipentaskan dalam perayaan yang berhubungan dengan sukacita dan para personil tari biasanya berjumlah ganjil. Hal ini dikarenakan merujuk pola-pola dalam tari yang mengharuskan penari dalam jumlah ganjil. Tari Ma’Gellu disebut juga dengan Pa’Gellu menurut masyaratak Toraja. Gellu itu memiliki arti menari, Ma’Gellu berarti menari, sedangkan Pa’Gellu berarti penari. Karena tarian ini dipresentasikan dengan penuh suka cita, maka penari gadis yang akan melakukan tarian ini pun harus menggambarkan suasana suka cita dan penuh kegembiraan dalam membawakannya. Baca juga Asal Usul dan Sejarah Tari Banjar Kemuning 4. Tari Pa’Pangngan tari pa’pangngan Tarian Pa’Pangngan adalah tari adat tradisional dari Sulawesi Selatan yang dibawakan oleh para gadis cantik dengan mengenakan baju hitam atau gelap. Dalam pentas Tari Pa’Pangngan ini diiringi ornamen musik khas dari Toraja yaitu kandure. Tari Pa’Pangngan berarti Pa’Pangngan Ma yang memiliki makna menari saat menerima tamu-tamu terhormat yang menyambut dengan kata Tanda mo Pangngan mali’ki. Pangngan berarti kata-kata yang menunjukan tempat kunjungan dan menegaskan bahawa telah menerima tamu dan saat itu sudah dianggap sebagai bagian dari masyarakat Toraja. 5. Tari Gandrang Bulo tari gandrang bulo Tari adat tradisional dari Sulawesi Selatan yang berikutnya adalah Tari Gandrang Bulo. Tari Gandrang Bulo ini memiliki makna Gandrang yang berarti tabuhan, sedangkan Bulo berarti bambu. Jadi Tari Gandrang Bulo adalah tarian yang diiringi tabuhan gendang atau tabuhan bambu. Dalam pementasan Tari Gandrang Bulo, menyiratkan tentang lawakan maupun ejekan dan dengan disisipi kritikan-kritikan pedas yang kesemuanya dipadukan untuk menghibur masyarakat. Dalam pembawannya pun, penari Tari Gandrang Bulo itu harus tampak bahagia. Karena Tari Gandrang Bulo ini bukanlah sekadar tarian, namun harus dibawakan dengan meluapkan emosi dan juga semangat yang membara atau menggebu-gebu. Sejarah tari Gandrang Bulo ini saat masa penjajahan. Dalam masa penjajahan ini, rakyat sangat menderita dan dipaksa kerja terus menurus dan mendapat perilaku yang kejam. Namun selagi istirahat, para pekerja bercengkrama dan sambil bermain seraya melakukan adegan-adegan lucu seperti meniru para penjajah. 6. Tari Bosara tari bosara Tari Bosara sendiri merupakan tari adat tradisional dari Sulawesi Selatan yang diperuntukkan menyambut para tamu terhormat, pesta perayaan seperti pernikahan. Berdasarkan sejarah, tari Bosara ini disuguhkan untuk acara-acara penting dan menjamu para raja dengan suguhan-suguhan kue. Bosara ini merupakan satu kesatuan yang disajikan dan terbagi dalam sejumlah piring. Kue-kue yang biasa disajikan adalah kue tradisional seperti kue basah maupun kue kering. Di bagian atas yang menjadi tutup bosara, diberi sebuah alas rajutan yang terbuat dari wol. Tari Bosara juga diperumpamakan masyarakat Bugis yaitu sebagai bentuk rasa syukur maupun kehormatan disamping untuk menyambut para tamu kehormatan yang datang. ** Itu dia beberapa daftar tari adat tradisional dari Sulawesi Selatan yang masih bisa kita lihat hingga sekarang. Dan bahkan beberapa diantaranya masih sering dipentaskan dalam berbagai agendak kegiatan seni dan budaya masyarakatnya. Tentunya warisan budaya seperti tari tradisional itu harus dilestarikan dan dipertahankan. Karena merupakan warisan dari nenek moyang yang nantinya bisa diperlihatkan untuk anak cucu kelak! Baca juga Tari Sulintang Jawa Barat, Tarian yang Menggambarkan Semangat Persatuan

1 Dengan mengamati gambar peserta didik mampu menyebutkan tarian di daerah Sulawesi 2. Melalui kegiatan diskusi peserta didik mampu membedakan setiap tarian daerah Sulawesi A. PENDAHULUAN ( alokasi waktu : 2 menit) 1. Memulai pembelajaran dengan memberikan salam dan menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa ( Orientasi ) 2.
Tarian adat daerah Sulawesi Selatan Makassar dan keterangan penjelasan serta gambarnya merupakan informasi yang penting untuk disampaikan kepada para pembaca yang budiman, pembaca yang cinta akan budaya Indonesia. Dengan penjelasannya, Anda akan mudah memahami dan dengan gambar, Anda mendapatkan gambaran yang jelas mengenai contoh – contoh tari yang ada propinsi Sulawesi Selatan. Hari jadi kota Makassar yang dikenal sebagai ibu kota Sulawesi Selatan jatuh pada tanggal ‎19 Oktober‎ ‎1960 dan dampaknya banyak sejarah yang terjadi pula. Sejak saat itu, Makassar menjadi daerah yang memiliki ragam ciri khas, baik dari segi sosial masyarakat, suku dan budaya, agama dan peribadatan, perdagangan dan ekonomi serta kesenian daerah yang termasuk tarian adat di Sulawesi Selatan didalamnya.‎ Tari adat Sulawesi selatan tidak bisa dipisahkan dari kesatuan budaya nusantara. Yang harus dipahami adalah, tarian tersebut menjadi pelengkap dari tarian – tarian daerah lainnya, baik tarian yang ada di pulau Sulawesi dan di pula Sumatera serta Jawa, tidak ketinggalan juga pulau Kalimantan dan Papua. Ini yang membuat Indonesia – sebenarnya – adalah negara kaya, baik dari sisi sumber daya alam maupun kebudayaannya. Kekayaan ini tidak bisa diukur dari materi semata. Yang kemudian jadi pertanyaan, bagaimana dengan kekayaan pada sumber daya manusia Indonesia? Lain waktu kita bahas ya. Banyak pesan yang tersirat pada tarian daerah Sulawesi Selatan. Seyogyanya, fungsi seni tari menggambarkan tentang realitas masyarakat setempat. Atau dalam bahasa lain potret real masyarakat, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial. Bahkan tidak jarang tarian yang disajikan menyampaikan pesan tentang peperangan melawan musuh. Baca Alat Perang Tradisional Perlu kami samapikan kepada pembaca bawah kami sudah pernah menulis tarian dari daerah lain di blog ini, seperti tarian adat Sulawesi Utara dan tarian adat Sulawesi Barat serta tarian adat Sulawesi Tengah. Semuan informasitersebut saling melengkapi satu dengan yang lain. Karena – menurut kami – tidak lengkap rasanya wawasan kita jika hanya mengetahui tarian di daerah tertenti dan abai dengan tarian di daerah lain. Dengan mengetahui semuanya, maka wawasan kita semakin luas. Baiklah, selanjutnya kita akan bahas tentang poin perpoin terkait tarian adat daerah Sulawesi Selatan yang kami himpun dari berbagai macam sumber. Beberapa Kumpulan Tarian Adat Daerah Sulawesi Adat Pa’gellu2. Tari Adat Pajoge3. Tari Adat Pattennung4. Tari Adat Ma’Gellu5. Tari Adat Pa’Pangngan6. Tari Adat Gandrang Bulo7. Tari Adat Bosara8. Tari Adat Kipas Pakarena9. Tari Adat Ma’randing10. Tari Adat Pakkuru Sumange11. Tari Adat Ma’ Jumlah Penari Harus Lima Syair Lagu Badong12. Tari Adat ManimbongGallery 12 Tarian Adat Daerah Sulawesi Selatan, Penjelasan dan GambarnyaRelated posts Beberapa Kumpulan Tarian Adat Daerah Sulawesi Selatan Ada banyak sekali tarian daerah ini. Pada kesempatan kali ini kami hanya sampaikan beberapa saja dahulu dan akan kami lakukan penambahan dikemudian hari. Selamat membaca! Adat Pa’gellu Ilustrasi IndonesiaKaya Tari adat ini pada umumnya akan dipentaskan dalam rangkaian upacara adat Palgellu atau Ma’gellu, yaitu dalam bahasa setempat memiliki arti menari-nari dengan gembira, sambil tangan dan badan bergoyang dengan gemulai, meliuk-liuk lenggak-lenggok. Para hadirin yang datang juga tampak gembira menyaksikannya. Kegembiraan meliputi semua. Fungsu seni ari Pa’gellu’ dipertunjukkan pada saat upacara adat yang sifatnya gembira seperti syukuran rumah dan penyambutan para tamu yang datang dari luar daerah. 2. Tari Adat Pajoge Tari Adat Pajoge Blogger Pada umumnya tari Pajoge ditampilkan dalam istana atau kediaman kalangan ningrat. Penarinya adalah para gadis yang berasal dari kalangan rakyat biasa. Awalnya tarian ini cuma bentuk hiburan bagi kaum lelaki. Para penonton, umumnya dari kalangan ningrat, duduk dalam lingkaran. Para penari menari melingkar. Saat pertunjukkannya, penari menari seorang diri sambil menyanyi dan mencari pasangannya di antara penonton. Kemudian penari akan memberi daun sirih kepada lelaki yang sudah dipilihnya. Lelaki tersebut lantas menari dengan sang gadis. Selain sebagai tarian hiburan, tarian ini alat komunikasi dan penghubung antara raja dan rakyat, untuk mendekatkan hubungan agar rakyat tetap cinta kepada rajanya dan sebaliknya. 3. Tari Adat Pattennung Tari Adat Pattennung Youtube Pesan Tari Patenung menceritakan tentang para wanita-wanita asal daerah Sulawesi Selatan yang sedang menenun. Ada pesan kesabaran dan ketekunan serta bagaimana gigihnya para perempuan Toraja Sulawesi Selatan yang menenun kumpulan benang menjadi sebuah kain. Adapun penari Pattennung mengenakan pakaian tradisional Sulawesi Selatan yaitu berupa baju Bodo panjang, lipaq sabbe sarung, curak lakba, serta hiasan bangkara, rante ma’bule, ponto. Adapun properti yang dipakai yaitu berupa sarung lempar. Kesenian daerah ini diiringi oleh iringan instrumen musik tradisional suling dan gendang guna menghidupkan suasana dalam pertunjukkan. 4. Tari Adat Ma’Gellu Tari Adat Ma’Gellu google Image Awalnya, Tarian Ma’gellu dikembangkan pada Distrik Pangalla’, sekitar 45 km ke arah Timur dari kota Rantepao, Kabupaten Toraja Utara yang terletak di provinsi Sulawesi Selatan. Pada umumnya tarian ini dipentaskan dalam acara upacara adat khusus yang disebut Ma’Bua’, yang berkaitan dengan upacara pentasbihan rumah adat Toraja/Tongkonan, atau keluarga penghuni tersebut telah melaksanakan upacara Rambu Solo’ yang sangat besar Rapasaan Sapu Randanan. Seiring berjalannya waktu, saat ini tarian Ma’gellu’ juga dipertunjukkan di upacara kegembiraan seperti pesta perkawinan, syukuran panen, dan acara penerimaan tamu terhormat. Fungsi dari tari adat bisa berubah dari waktu kewaktu. Hal disebabkan banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satunya faktor geo sosial dan politik di suatu daerah. 5. Tari Adat Pa’Pangngan Tari Adat Pa’Pangngan blogger Tari adat Pa’pangngan adalah kesenian daerah Sulawesi Selatan yang dipraktekkan oleh gadis-gadis cantik memakai baju hitam atau gelap dan mengenakan ornamen khas Toraja seperti Kandaure. Pangngan Ma yaitu menari saat menerima tamu-tamu terhormat dan menyambut dengan kata-kata Tanda mo Pangngan Mali’ki. Arti dari Panggan yaitu Sirih dimana kata-kata dan penawaran sirih menunjukkan nilai ditempatkan pada kunjungan dan menegaskan bahwa para tamu telah diterima dan sekarang dianggap sebagai bagian dari masyarakat Toraja. Penawaran ini secara simbolis dinyatkan oleh masing-masing penari memegang sirih pangngan yang, dalam perjalanan tarian, ditempatkan dalam kantong di depan mereka. Kantong tersebut dikenakan oleh wanita lansia kebanyakan di desa-desa dan mengandung bahan untuk sirih mengunyah sirih pinang campuran. 6. Tari Adat Gandrang Bulo Tari Adat Gandrang Bulo WordPress Tari adat Gandrang Bulo termasuk kedalam tarian daerah Sulawesi Selatan yang merupakan salah satu simbol bagi masyarakat Makassar. Pada umumnya, tari ini biasanya dilakukan saat ada pesta rakyat. Kata Gandrang asalnya dari dua kata, yaitu “gandrang” yang berarti tabuhan atau pukulan dan “bulo” yang berarti bambu. Tarian ini dikenal sebagai simbol keceriaan masyarakat karena didalamnya diselipkan berbagai humor. Akibat humor tersebut, para penonton banyak yang tertawa. Konon, Ganrang Bulo sejatinya sekadar tarian yang diiringi oleh alat musik tradisional gendang. Seiring berjalannya sang waktu, tarian ini diiringi pula lagu-lagu jenaka, dialog-dialog humor namun sarat kritik dan ditambah gerak tubuh yang mengundang tawa. Kadang pula diselipkan Tari Se’ru atau Tari Pepe Pepeka Ri Makka yang sering kali tampil sendiri di berbagai panggung pertunjukan. Meski demikian oleh masyarakat sekitar tetap saja ia dikenal sebagai bagian pertunjukan Ganrang Bulo. 7. Tari Adat Bosara Tari Adat Bosara Youtube Penampilan Tari Bosara ini dalam rangka menyambut tamu kehormatan yang datang. Di zaman dahulu kala, Tari Bosara ditontonkan untuk mengisi acara penting guna menjamu raja-raja dengan suguhan kue-kue tradisional sebanyak 2 kasera. Ternyata, selain berfungsi sebagai sarana menyambut tamu raja, tarian Bosara pun digelar pada berbagai pesta seperti pesta perkawinan. Kata Bosara sendiri menunjukan pada satu kesatuan utuh yang terbagi dalam piring, yang di atasnya di beri alas kain rajutan dari wol, kemudian ditempatkan piring di atasnya juga sebagai tempat kue dan tutup bosara. 8. Tari Adat Kipas Pakarena Tari Adat Kipas Pakarena Blogger Tari Kipas Pakarena yang satu ini merupakan salah satu tarian tradisional provinsi Sulawesi Selatan. Tari Pakarena asalnya dari daerah Goa. Para penari wanita yang membawakan tarian ini mengenakan busana adat dan menari dengan gerakannya yang khas serta memainkan kipas sebagai atribut menarinya secara serempak. Tari Kipas Pakarena ini sering digelar pada berbagai acara yang bersifat adat maupun hiburan, bahkan tari ini juga menjadi salah satu daya tarik wisata di Sulawesi Selatan, khususnya di daerah Gowa. Pada pertunjukan Tari Kipas Pakarena sejatinya ditampilkan oleh 5-7 orang penari wanita. Dengan berbusana adat dan diiringi musik pengiring yang dimainkan dari alat musik tradisional yang disebut gondrong rinci. 9. Tari Adat Ma’randing Tari Adat Ma’randing Blogspot Tari Ma’randing merupakan tarian tradisional propinsi Sulawesi Selatan yang dipentaskan pada pemakaman besar biasanya orang dengan kasta tinggi. Kata Ma’randing berasal dari kata randing yang berarti “mulia ketika melewatkan”. Tari ini memamerkan kemampuan dalam menggunakan senjata tradisional Sulawesi Selatan dan menunjukkan keteguhan hati serta kekuatan seseorang yang meninggal selama hidupnya. Para penari mengenakan pakaian perang tradisional dan senjata. Kesenian ini secara mendasar adalah sebuah tari partriotik atau tari perang. Tarian Ma’randing diperankan oleh sekelompok orang yang setiap orangnya membawa perisai besar, pedang dan sejumlah ornamen. Ada makna tersirat banyak makna dari simbol yang ada. Perisai yang dibuat dari kulit kerbau bulalang menyimbolkan kekayaan, karena hanya orang kaya yang mempunyai peliharaan kerbau sendiri. Pedang doke, la’bo’ bulange, la’bo’ pinai, la’bo’ todolo menampilkan kesiapa untuk perang, yang menyimbolkan keberanian dalam melawan para mush di medan perang. 10. Tari Adat Pakkuru Sumange Tari Adat Pakkuru Sumange WordPress Tarian adat Pakkuru Sumange merupakan tarian khas Soppeng. Sumange itu sukma, jadi Pakkuru Sumange artinya memanggil sukma. Tarian ini menceritakan tentang kehidupan, supaya damai kehidupannya, tenang banyak rezekinya, diberkahi Tuhan. Pasalnya, tidak ada jaminan berlimpah rezeki tetapi tidak diberkahi Tuhan. Tarian ini umumnya dipentaskan sebagai tarian adat untuk menyambut tamu yang menggambarkan salam sejahtera bagi tamu yang datang dan tuan rumah serta mohon doa restu, lambang persahabatan dan keakraban. Pakkuru Sumange memiliki simbol tentang kehidupan, yakni kedamaian, rezeki yang banyak serta berkah dari Tuhan. Simbol ini dapat di lihat dari perlengkapan tariannya. 11. Tari Adat Ma’badong Tari Adat Ma’badong Youtube Ma’ Badong adalah salah satu tarian adat Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Tarian Ma’ badong digelar pada upacara kematian Rambu Solo’ yang dilaksanakan secara berkelompok, para peserta pa’badong membentuk lingkaran dan saling berpegangan dengan mengaitkan jari kelingkingnya. Para peserta tari terdiri dari pria dan wanita setengah baya atau para orang tua dengan pemimpin Badong yang biasa disebut sebagai Indo’ Badong perempuan atau Ambe’ Badong laki-laki. Pemimpin Badong akan melantunkan syair Kadong Badong atau semacam riwayat hidup dari orang yang meninggal mulai dari lahir sampai ia wafat dengan memberikan kalimat-kalimat syair dan modus nada untuk dinyanyikan oleh semua kelompok penari sambil berbalas-balasan. Gerakannya pun mempunyai ritme tersendiri mengikuti syair dari badong yang dilantunkan. Syarat digelarnya Tari Badong Jumlah Penari Harus Lima Orang Tidak boleh lebih apalagi kurang. Jumlah ini sudah menjadi tradisi dari dahulu sampai sekarang. Harus ada kesepakatan bersama untuk mengurangi jumlah penari. Sampai tulisan ini diturunkan, kamitida tahu kenapa harus berjumlah lima orang. Syair Lagu Badong Yaitu syair yang sudah terstruktur sesuai dengan keempat fungsi ditambahkan dengan riwayat hidup dari orang yang meninggal. Tidak boleh syair yang di tampilkan adalah syair yang tidak selaras dengan adat yang berlaku. 12. Tari Adat Manimbong Tari Adat Manimbong Gosulsel Tarian Manimbong merupakan tari yang hanya ditampilkan secara khusus pada upacara adat Rambu Tuka’ oleh penari-penari pria. Sama halnya dengan tarian Rambu Tuka’ lainnya, tarian ini juga diselenggarakan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam pertunjukkannya, para penari mengenakan pakaian adat khusus yaitu Baju Pokko’ dan Seppa Tallu Buku yang berselempang kain antik. Tidak Cuma itu, mereka juga dilengkapi dengan parang kuno la’bo’ penai dan sejenis temeng bundar kecil yang bermotif ukiran Toraja. Baca juga Alat Musik Tradisional Indonesia Sekarang Anda sudah mengetahui apa saja tarian ada daerah Sulawesi Selatan. Berikan koreksi jika ada temukan kesalahan dalam penulisan artikel ini ya. Anda bisa menuliskannya di laman komentar yang posisinya dibawah. Gallery 12 Tarian Adat Daerah Sulawesi Selatan, Penjelasan dan Gambarnya
9 Tari Katrili. Sebagian dari kamu mungkin tahu bahwa tanah Sulawesi juga pernah disinggahi oleh bangsa Spanyol yang berniat membeli rempah-rempah. Tari Katrili inilah salah satu peninggalan bangsa Spanyol tersebut. Penari menari berpasang-pasangan dengan setelan jas dan gaun cantik berwarna-warni. - Tari Pontanu merupakan salah satu tarian daerah Sulawesi Tengah. Tari Tradisional Sulteng ini tepatnya berasal dari Kabupaten Donggala. Tarian ini biasanya ditarikan oleh para penari wanita dan gerakan dalam tarian ini menggambarkan aktivitas para wanita yang sedang menenun sarung Donggala, yaitu jenis sarung yang khas dari daerah Donggala. Tari Pontanu merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di Sulawesi Tengah, khususnya di Kabupaten Donggala. Tarian ini sering ditampilkan dalam berbagai acara seperti penyambutan tamu penting, festival budaya, bahkan promosi wisata. Sejarah Tari Pontanu Tari Pontanu ini merupakan tarian yang terinspirasi dari aktivitas para penenun sarung tradisional di daerah Donggala, Sulawesi Tengah. Daerah Donggala sendiri merupakan daerah yang sejak dulu terkenal dengan produksi kain sarungnya yang khas serta memiliki motif dan warna yang indah. Dalam bahasa Kaili sarung Donggala biasa disebut dengan Buya Sabe. Kain sarung ini dahulunya masih diproduksi dengan cara tradisional, yaitu dengan cara ditenun dan proses tenun ini biasanya dilakukan oleh kaum perempuan. Dari sinilah Tari Pontanu dibuat, tarian ini diciptakan sebagai apresiasi terhadap para penenun sarung dan untuk memperkenalkan kepada masyarakat luas akan kain sarung khas Donggala ini. Makna Tari Pontanu Kata "pontanu" yang dalam bahasa setempat memiliki arti “menenun”, sehingga tarian ini juga bisa diartikan sebagai tarian penenun. Sesuai dengan namanya tersebut, Tari Pontanu ini dapat dimaknai sebagai wujud apresiasi terhadap para penenun sarung di Donggala. Tarianadat Sulawesi Selatan adalah tari manimbong yang hanya dipertunjukkan ketika upacara adat Rambu Tuka. Salah satu tari tradisional yang amat sangat terkenal di Sulawesi Selatan. 10 Tari adat Sulawesi Selatan Beserta Penjelasannya. Tari adat Sulawesi Selatan ini bernama tari gandrang bulo yang berasal dari dua kata yakni gandrang dan bulo.
Tarian Sulawesi Selatan – Sulawesi Selatan merupakan salah satu provinsi yang terletak di Pulau Sulawesi yang beribu kota di Makassar. Sulawesi Selatan mempunyai luas wilayah Km dengan kepandatan penduduk mencapai jiwa. Di daerah Sulawesi Selatan juga telah menyimpan ragam kuliner dan juga makanan khas yang dapat disantap maupun untuk destinasi tempat wisata yang dapat dikunjungi ketika berlibur. Sulawesi Selatan juga masih sangat kental dengan adat istiadat dan nilai-nilai budaya dengan beragam etnis atau suku yang berada di daerah Sulawesi Selatan ini. Nilai budaya dan juga adat dari Sulawesi Selatan salah satunya yaitu dari tarian tradisional. Dengan adanya penjelasa, dan gambar Anda akan mudah untuk memahami serta mendapatkan gambaran yang jelas tentang contoh-contoh tari yang ada di perovinsi Sulawesi Selatan. Hari jadi kota Makassar yang dikenal sebagai ibu kota Sulawesi Selatan jatuh pada tanggal 19 Oktober 1960 dan juga dampaknya banyak sejarah yang terjadi pula di wilayah tersebut. Sejak pada saat itu, Makassar menjadi daerah yang mempunyai ragam ciri khas, baik itu dari segi sosial masyarakat, suku, budaya, agama, peribadatan, perdagangan, ekonomi dan juga kesenian daerah yang termasuk tarian adat di Sulawesi Selatan didalamnya. Macam – macam Tarian Sulawesi Selatan1. Tari Adat Ma’badonga. Syarat digelarnya Tari Badong2. Syair Lagu Badong2. Tari Adat Ma’Gellu3. Tari Adat Pa’Pangngan4. Tari Adat Pa’gellu5. Tari Adat Pajoge6. Tari Adat Pattennung7. Tari Adat Gandrang Bulo8. Tari Adat Bosara9. Tari Adat Kipas PakarenaA. Properti Tari Kipas Pakarena10. Tari Adat Ma’randing11. Tari Adat Pakkuru Sumange12. Tari Adat ManimbongPenutup Macam – macam Tarian Sulawesi Selatan sumber Tarian adat Sulawesi Selatan tidak bisa dipisahkan dari kesatuan budaya nusantara. Yang harus dapat dipahami yaitu tarian tersebut menjadi pelengkap dari tarian-tarian daerah lainnya, baik tarian yang ada di Pulau Sulawesi dan juga pulau Sumatera bahkan di Jawa, tidak ketinggalan pulau pulau Kalimantan dan Papua. Ini yang dapat membuat Indonesia merupakan Negara kaya, baik dari sisi sumber daya alam maupun dari kebudayaannya. Kekayaan ini tidak dapat diukur dari materi semata. Yang kemudian menjadi sebuah pertanyaan, bagaimana dengan kekayaan pada sumber daya manusia Indonesia. Banyak sekali pesan yang tersirat pada tarian daerah Sulawesi Selatan. Fungsi dari seni tari ini yaitu untuk menggambarkan tentang realitas masyarakat setempat, atau dalam bahasa lain ppotret real masyarakat, baik di dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial. Bahkan tidak jarang tarian yang disajikan menyampaikan pesan tentang peperangan melawan para musuh. Baiklah, langsung saja kita akan membahas tentang tarian adat daerah Sulawesi Selatan yang sudah kami himpun dari berbagai macam sumber yang ada di media sosial. 1. Tari Adat Ma’badong sumber Tari Ma’badong merupakan salah satu tarian adat Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Tarian Ma’Badong ini digelar pada upacara kemarian Rambu Solo’ yang telah dilaksanakan secara berkelompok, para peserta penari Ma’badong membentuk lingkaran dan juga saling berpegangan dengan mengaitkan jari kelingkingnya. Para peserta tari yang terdiri dari pria dan juga wanita setengah baya atau para orang tua dengan pemimpin Badong yang biasa disebut dnegan Indo’ Badong perempuan atau Ambe’ Badong laki-laki Pemimpin Badong akan melantunkan syair Kadong Badong0 atau semacam riwayat hidup dari orang yang sudah meniggal mulai dari lahir sampai ia wafat dengan cara memberikan kalimat-kalimat syari dan juga modus nada untuk dinyanyikan oleh semua kelompok penari sambil berbalas-balasan. Gerakannya pun memiliki ritme tersendiri yang mengikuti syair dari badong yang sudah dilantunkan tadi. a. Syarat digelarnya Tari Badong Berikut ini adalah syarat akan digelarnya tari Badong tersebut 1. Jumlah Penari Harus Lima Orang Tidak boleh lebih apalagi kurang dari lima orang. Jumlah inilah yang sudah menjadi sebuah tradisi dari dahulu hingga sekarang ini. Harus adanya kesepakatan bersama untuk mengurangi jumlah penari. Sampai tulisan ini diturunkan, kami tidak mengerti lagi kenapa harus berjumlah lima orang. 2. Syair Lagu Badong Adalah syair yang sudah terstruktur sesuai dengan keempat fungsi yang ditambahkan dengan riwayat hidup dari orang yang sudah meninggal. Tidak boleh syair yang di tampilkan yaitu syair yang tidak selaras dengan adat yang sudah berlaku. 2. Tari Adat Ma’Gellu Pada awalnya, tarian Ma’gellu ini dikembangakan pada Distrik Pangalla’, sekitar 45 km ke arah timur dari kota Rantepao, Kabupaten Toraja Utara yang terletak di provinsi Sulawesi Selatan. Biasanya tarian ini dapat dipentaskan dalam acara upacara adat khusus yang biasa disebut dnegan Ma’Bu’, yang berkaitan dengan upacara pentasbihan rumah adat Toraja atau Tongkonan, atau keluarga penghuni tersebut telah melakukan upacara Rambu Solo’ yang sangat besar atau Rapasaan Sapu Randanan. Seiring dengan berjalannya waktu, saat ini tarian Ma’gellu’ juga dapat dipertunjukan pada upacara kegembiraan misalnya pesta perkawinan, acara penerimaan tamu terhormat, dan juga syukuran panen. Fungsi dari tari adat ini dapat berubah dari waktu ke waktu. Hal ini dapat disebabkan banyak faktor yang telah mempengaruhinya. Salah satunya yaitu faktor geo sosial dan juga politik suatu daerah. Baca juga Upacara Adat Jawa Timur 3. Tari Adat Pa’Pangngan Tari adat Pa’pangngan merupakan salah satu kesenian daerah Sulawesi Selatan yang dipraktekkan oleh para gadis cantik yang mengenakan baju hitam atau gelap dan juga menggunakan ornamen khas Toraja misalnya Kandaure. Pangngan Ma adlaah menari pada saat menerima tamu-tamu terhormat dan juga untuk menyambut dengan kata-kata Tanda Mo Pangngan Mali’ki. Maksud dari Pangngan adalah Sirih dimana kata-kata dan juga penawaran sirih yang menunjukan nilai ditempatkan pada kunjungan dan juga menegaskan bahwa para tamu telah diterima dan sekarang sudah dianggap sebagai bagian dari masyarakat Toraja. Penawaran ini secara simbolis dinyatakan oleh masing-masing penari yang memegang sirih pangngan yang dalam perjalanan tarian, ditempatkan di dalam kantong di depan mereka. Kantong tersebut digunakan oleh wanita lansia kebanyakan di daerah desa-desa dan juga mengandung bahan untuk sirih menguyah sirih pinang campuran tersebut. 4. Tari Adat Pa’gellu Tari adat ini pada umumnya akan dapat dipentaskan di dalam rangkaian upacara adat Palgellu atau Ma’gellu, yakni di dalam bahasa setempat mempunyai arti menari-nari dengan gembira, sambil tangan dan juga badan bergoyang dengan gemulai, meliuk-liuk dan juga melenggak-lenggok. Para hadirin yang datang juga tampak gembira menyaksikannya, dan juga kegembiraan tersebut telah meliputi semuanya. Fungsi dari seni Pa’gellu yaitu dipertunjukan pada saat upacara adat yang sifatnya gembira misalnya syukuran rumah dan juga penyambutan para tamu yang datang dari luar daerah. 5. Tari Adat Pajoge Pada umumnya tari Pajoge ini dapat ditampilkan di istana atau kediaman kalangan ningrat. Penarinya yaitu pata gadis yang berasal dari kalangan rakyat biasa. Asal mula tarian ini hanya bentuk hiburan bagi kaum lelaki. Para penonton, umumnya berasal dari kalangan ningrat, duduk dalam lingkaran, para penari akan menari melingkat. Pada saat pertunjukannya, penari menari dengan seorang diri sambil menyanyi dan juga mencari pasangannya di antara penonton tersebut. Kemudian penari akan memberikan dauh siirh kepada lelaki yang sudah dipilihnya. Lelaki tersebut lantas akan menari dengan sang gadis. Selain sebagai salah satu tarian hiburan, tarian ini juga menjadi alat komunikasi dan juga penghubung antara raja dan juga rakyat, untuk dapat mendekatkan hubungannya agar rakyat tetap cinta kepada rajanya dan juga sebaliknya. 6. Tari Adat Pattennung Pesan yang ada dari Tari Pattennung ini yaitu menceritakan tentang para wanita-wanita yang berasal dari daerah Sulawesi Selatan yang sedang menenun. Ada sebuah pesan kesabaran dan juga ketekunan serta bagaimana gigihnya para perempuan Toraja Sulawesi Selatan yang menenun kumpulan benang menjadi sebuah kain. Adapun penari Pattennung ini memakai pakaian tradisional Sulawesi Selatan yakni berupa baju Bodo pandang, lipaq sabbe atau sarung, curak lakba, dan juga hiasan bengkara, rante ma’bule, ponto. Adapun beberapa properti yang digunakan adalah berupa sarung lempar. Kesenian daerah ini dapat diiringi dengan iringan instrument musik tradisional suling dan juga kendang untuk dapat menghidupkan suasana pertunjukan tari tersebut. Baca juga Ragam Gerak Tari 7. Tari Adat Gandrang Bulo Tarian adat Gandrang Bulo ini termasuk kedalam tarian daerah Sulawesi Selatan yang merupakan salah satu simbol bagi seorang masyarakat Makassar. Pada umumnya, tari ini biasanya dilakukan pada saat ada pesta rakyat. Kata Gandrang sendiri berasal dari dua kata, yakni “gandrang” yang berarti tabuhan atau pukulan dan juga “bulo” yang berarti bambu. Tarian ini sudah dikenal sebagai simbol keceriaan dari masyarakat karena didalamnya telah diselipkan berbagai humor. Akibat humor tersebut, para penonton yang banyak tertawa. Konon, Gandrang Bulo ini sejatinya sekedar tarian yang diiringi oleh alat musik tradisional gendang. Seiring dengan berjalannya waktu, tarian ini diiringi pula lagu-lagu jenaka, dialog-dialog humor namun sarat sebuah kritik dan juga ditambah gerak tubuh yang mengundang tawa. Terkadang pula diselipkan tari Se’ru atau tari Pepe Pepeka Ri Makka yang sering kali tampil sendiri di berbagai panggung pertunjukan. Meskipun demikian oleh masyarakat sekitar tetap saja ia dikenal sebagai bagian dari pertunjukan Ganrang Bulo. 8. Tari Adat Bosara Penampilan dari Tari Bosara ini dalam rangka untuk menyambut tamu kehormatan yang akan datang. Pada zaman dahulu kala, tari Bosara ini ditontonkan untuk mengisi acara penting untuk menjamu raja-raja dengan beberapa suguhan kue-kue tradisional sebanyak 2 kasera. Ternyata, selain memiliki fungsi sebagai sarana menyambut tamu raja, tarian Bosara ini pun digelar pada berbagai pesta misalnya sebuah pesta perkawinan. Kata Bosara ini sendiri telah menunjukan pada satu kesatuan utuh yang telah terbagi dalam piring, yang di atasnya di berikan alas kain rajutan dari wol, kemudian ditempatkan piring diatasnya juga sebagai tempat kue dan juga tutup dari Bosara. 9. Tari Adat Kipas Pakarena Tari Kipas Pakarena yang satu ini adalah salah satu tarian tradisional provinsi Sulawesi Selatan. Tari Pakarena berasal dari daerah Goa. Para penari wanita yang membawakan tarian ini memakai busana adat dan juga menari dengan gerakannya yang begitu khas serta memainkan kipas sebagai atribut menarinya secara serempak. Tari Kipas Pakarena ini biasa digelar pada berbagai acara yang bersifat adat maupun sebuah hiburan, bahkan tarian ini telah menjadi salah satu daya tarik wisata di provinsi Sulawesi Selatan, khususnya di daerah Gowa. Pada pertunjukan Tari Kipas Pakarena ini sejatinya ditampilkan oleh 5-7 orang penari wanita. Dengan berbusana adat dan juga diiringi musik pengiring yang dimainkan dari alat musik tradisional yang biasa disebut dengan gondrong rinci. A. Properti Tari Kipas Pakarena Tari Kipas Pakarena ini sendiri dimulai dengan kisah para penghuni negeri khayangan yang terpisah dengan penghuni bumi pada zaman dahulu kala. Sebelum berpisah, para penghuni khayangan mengajarkan beberapa gerakan yang lalu dipakai sebagai cara untuk mengucap syukur. Berikut ini adalah beberapa properti tari kipas pakarena yang digunakan adalah sebagai berikut a. KIPAS Namanya juga tari kipas pakarena, sudah pasti kipas menjadi salah salah satu properti tar kipas pakarena yang wajib ada. Tanpa kipas tari tersebut bukanlah menjadi nama tari kipas. Kipas ini dipakai oleh masing-masing para pemain yang terdiri dari 5-7 orang. Kipas yang dipakai juga cukup besar dengan warna yang cerah. Pada umumnya kipas yang dipakai yaitu yang berwarna merah. b. KALUNG Properti dari tari kipas pakarena yang kedua yaitu kalung. Kalung umumnya berwarna kuning emas, dengan beberapa hiasan yang berupa mutiara warna-warni pada bagian dalamnya. Properti ini sebagai sebuah perhiasan untuk menambah kecantikan para penari. c. GELANG Gelang juga adalah salah satu properti dari tari kipas pakarena. Gelang sendiri memang banyak digunakan di dalam berbagai macam tarian. Untuk gelang ini umumnya berwarna emas dengan ukiran-ukiran disemua bagainnya. d. BAJU PAHANG Pernah mendengan baju Pahang? Baju Pahang adalah sebuah tenunan tangan yang berasal dari daerah Sulawesi Selatan itu sendiri. Baju Pahang adalah salah satu busana dan juga sudah menjadi properti dari tari kipas pakarena. Kesan unik akan didapat pada saat seorang penari menggunakan baju Pahang tersebut. e. LIPA’ SA’BE Lipa’ sa’be adalah salah satu properti yang mana merupakan sarung sutra khas Sulawesi Selatan. Sarung sutra dengan corak yang khas daerah Sulawesi Selatan tersebut. 10. Tari Adat Ma’randing Tari Ma’randing adalah salah satu tarian tradisional provinsi Sulawesi Selatan yang biasa dipentaskan pada acara pemakaman besar biasanya orang dengan kasta tinggi. Kata Ma’randing ini berasal dari kata randing yang berarti “mulia ketika melewatkan” Tarian ini memamerkan kemampuan dalam memakai senjata tradisional Sulawesi Selatan dan juga dapat menunjukan keteguhan hati dan kekuatan seseorang yang meninggal selama hidupnya. Para penari memakai pakaian perang tradisional dan juga senjata. Kesenian ini secara mendasar merupakan sebuah tari partriotik atau tari perang. Tarian Ma’randing ini diperankan oleh sekelompok orang yang setiap orangnya membawa perisai besar, pedang, dan juga sejumlah ornamen. Ada arti yang tersirat banyak makna dari simbol yang ada. Perisai yang dibuat dari kulit kerbau atau bulalang ini menyimbolkan kekayaan, karena hanya orang kaya yang memiliki peliharaan kerbau sendiri. Pedang doke, la’bo’ bulange, la’bo pinai, la’bo todolo yang dapat menampilkan kesiapan untuk perang, yang dapat menyimbolkan keberanian didalam melawan para musuh di medan perang. Baca Juga Tarian Jawa Tengah 11. Tari Adat Pakkuru Sumange Tarian adat Pakkuru Sumange ini adalah tarian khas Soppeng. Sumange itu sukma, jadi Pakkuru Sumange adalah memanggil sukma. Tarian ini dapat menceritakan tentang kehidupan, supaya damai kehidupannya, tenang banyak rezekinya, dan juga diberkahi oleh Tuhan. Pasalnya, tidak ada jaminan berlimpah rezeki akan tetapi tidak diberkahi oleh Tuhan. Tarian adat Pakkuru Sumange ini umumnya dipentaskan sebagai tarian adat untuk dapat menyambut tamu yang menggambarkan salam sejahtera bagi tamu yang datang dan juga tuan rumah serta mohon doa restu, lambang persahabatan dan juga keakraban. Pakkuru Sumange mempunyai simbol tentang kehidupan, yaitu sebuah kedamaian, rezeki yang banyak dan juga berkah dari Tuhan. Simbol ini dapat di lihat dari sebuah perlengkapan tarinya. 12. Tari Adat Manimbong Tarian Manimbong adalah salah satu tarian yang hanya dapat ditampilkan secara khusus pada upacara adat Rambu Tuka’ oleh para penari pria. Sama halnya dengan tarian Rambu Tuka’ lainnya, tarian ini juga dapat diselenggarakan untuk dapat mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Di dalam pertunjukannya, para penari memakai pakaian adat khusus yakni Baju Pokko’ dan juga Seppa Talli Buku yang berselempang kain antik. Tidak hanya itu, meraka juga dilengkapi dengan beberapa parang kuno atau la’bo’penai dan juga sejenis tameng bundar kecil yang bermotif ukiran toraja. Penutup Sekarang Anda sudah mengetahui apa saja tarianada yang ada di daerah Sulawesi Selatan. Berikan beberapa koreksi jika ada temukan beberapa kesalahan dalam penulisan artikel ini. Anda dapat menuliskannya di laman komentar yang posisinya dibawah. Sekian dan terimakasih. Tarian Sulawesi Selatan
Pakaianadat Sulawesi Barat dari berbagai suku spt: Suku Mandar, Suku Toraja dll. mengandung makna yang dalam. Berikut ini gambar pakaian adat suku Mandar dan penjelasannya. atau tarian, para wanita di Toraja yang terlibat dalam kegiatan tersebut juga mengenakan baju Pokko dengan dipadukan beberapa macam aksesoris. Kain Tenun Khas

Tarian tradisional daerah Sulawesi Tenggara merupakan budaya Indonesia yang harus terus ada sampai kapan pun juga. Dari Sabang sampai Merauke, beraneka ragam seni tari yang dimiliki sebagai khazanah kekayaan budaya. Tari dari daerah Sulawesi Tenggara lebih banyak dari tarian daerah Sulawesi Barat, selisih sebanyak dua tari. Meski begitu jumlah banyak tidak menentukan seberapa kepedulian daerah menjaga budayanya. Kerjasama pemerintah dan masyarakat untuk menjaga kelestarian tarian adalah hal yang sangat penting sifatnya. Sama seperti tarian daerah lainnya, tari tradisional Sulawesi Tenggara mempunyai alur cerita juga. Mulai dari cerita perang, menyambut tamu sampai merayakan hari – hari tertentu. Suatu pesan tidak akan lebih menarik jika disampaikan melalui seni. Dan tari adalah media sebagai penyampai pesan tersbeut. Adat atau kebiasaan dalam tarian Sulawesi Tenggara masih ada yang tetap dilakukan masyarakat lokal, namun ada juga tarian yang pelahan mulai ditinggalkan masyarakat. Mungkin fungsi tari yang tidak sesuai lagi. Contohnya, ada tarian yang dahulu hanya dipentaskan untuk keluarga raja saja. Sehingga sifat tarian tidak pantas ditampilkan untuk masyarakat umum. Pada unsur – unsur tari dari dahulu sampai sekarang terjadi perubahan. Ada yang dulu dengan busana sekedarnya, kini harus dengan busana yang standart modern. Begitu juga dengan model panggung dan pencahayaan serta jumlah para penari. Untuk kedepan, kita sangat berharap, tarian daerah yang berasal dari Kendari ibu kota Sulawesi Tenggara terus mendapat perhatian pemerintah pusat dan daerah sehingga bisa menjadi salah satu destinasi wisata objek wisata alternatif bagi para wisatawan asing atau dalam negeri. Baca Tarian Daerah Bali Baiklah, langsuang saja kita bahas satu persatu mengenau tarian tradisional daerah Sulawesi Tenggara. Berikut informasinya. 1. Tari Mangaru2. Tari Malulo3. Tari Umoara4. Tari Mowindahako5. Tari Galangi6. Tari Lariangi7. Tari Lumense8. Tari Moida-ida9. Tari Balumpa10. Tari DingguSebarkan iniPosting terkait 1. Tari Mangaru Tari Mangaru via Youtube Tari Mangaru merupakan tarian tradisional yang berasal dari daerah Sulawesi Tenggara, tepatnya di Desa Konde Kecamatan Kambowa Kabupaten Buton Utara. Cerita yang terkandung pada Tari Mangaru yaitu menggambarkan keberanian laki-laki pada zaman dahulu dalam medan peperangan. Singkatnya, tari ini bercerita tentang dua orang laki-laki di medan peperangan. Para penari memperagakan gerakan-gerakan yang memperlihatkan bagaimana kedua laki-laki yang saling beradu kekuatan dengan menggunakan sebilah keris yang dipegang. Seperti tarian lain, Tari Mangaru juga diiringi oleh alat musik tradisional Sulawesi Tenggara yaitu kansi-kansi, Mbololo gong dan dua buah Gendang yang terbuat dari kulit binatang. Pada umumnya, Tari Mangaru dipertunjukan dalam berbagai upacara dan acara-acara yang melibatkan banyak orang. Saat – saat masyarakat setempat berkumpul ketika ada acara khitanan atau sedang merayakan pesta panen padi. 2. Tari Malulo Tari Malulo via Wikipedia Tari Malulo termasuk kedalam golongan tarian yang berasal dari Sulawesi Tenggara yang disebut tari Lula atau Malulo. Konon, tarian ini awalnya merupakan tarian sakral dan penuh filosofis. Namun dengan seiring berjalannya waktu, berubah menjadi tarian pergaulan atau tarian rakyat. Pertunjukkan tarian ini sekarang biasa dilakukan secara spontan pada setiap acara baik itu acara pesta ataupun acara-acara yang dilaksanakan oleh instansi-instansi atau organisasi. Kesenian Tari Malulo digemari oleh suku bangsa Tolaki dan dipentaskan pada waktu-waktu tertentu. Ketika usai panen atau bila terjangkit suatu wabah penyakit menular tarian ini selalu ditampilkan. Bunyi-bunyian yang disebut Ore-Ore terbaut dari bambu selalu mengiringi tari Malulo. Uniknya, Tari Malulo ini popular di kalangan anak muda karena tarian ini adalah tarian pergaulan. Tarian tradisional ini ditarikan secara beramai-ramai dan berpasang-pasangan. Dimulai oleh sepasang penari yang turun ke dalam gelanggang tari dan diikuti oleh pasangan-pasangan lain menjadi perbedaan dengan tarian lainnya. Baca Rumah Adat Sulawesi Tenggara 3. Tari Umoara Tari Umoara via warisanbudaya Tari Umoara adalah tarian tradisional dari daerah Sulawesi Tenggara. Muatan ceita tari Umoara adalah cerita perang yang ditarikan untuk menyambut tamu agung pada saat perkawinan para bangsawan dan mengantar jenazah bangsawan. Selain itu, tarian ini juga dipertunjukkan dalam upacara pelantikan seorang raja. Pesan penting yang bisa diambil dari tarian ini yaitu mempertontonkan ketangkasan, kewaspadaan dalam menyerang musuh dengan senjata perang, dan membela diri dalam pertempuran demi harga diri. 4. Tari Mowindahako Tari Mowindahako via WordPress Tari Mowindahako tarian adat tradisional daerah Sulawesi Tenggara. Bersifat ekslusif, tarian ini dilaksanakan hanya bagi bangsawan atau anakia. Yaitu dilaksanakan apabila suatu pinangan mereka sudah diterima. Hal ini dilakukan sebagai wujud rasa senang maka diadakan tarian Mowindahako atau yang dikenal dengan nama lain yaitu tarian membesara. Ada yang menyatakan bahwa tarian ini mirip dengan kegiatan pada saat upacara adat perkawinan. Seperti menggunakan kalo, siwole dan menirukan model percakapan antara juru bicara laki-laki dan wanita. 5. Tari Galangi Tari Galangi via Berikut ini idalah Tari Galangi yang termasuk sebagai tarian tradisional dari daerah Kepulauan Buton Raya Provinsi Sulawesi Tenggara. Tarian ini populer dengan sebutan yang kental dengan nuansa tarian Perang dalam Kerajaan Kesultanan Buton. Tari Galangi merupakan ungkapan dan spontanitas gerakan dalam bentuk tari yang mewujudkan bagaimana penggunaan gala dalam menghadapi atau melawan serangan musuh. Pada waktu damai tarian ini merupakan kelengkapan kebesaran, keagungan serta kemulian Sultan. Tari ini dimainkan untuk mengiringi Sultan pada saat keluar istana dalam suatu tugas atau menyambut dan mengantar tamu Kesultanan. Ada sebelas kelompok pada Tarian Galangi ini terdiri dan tiap kelompok terdiri dari tujuh orang. Berdasarkan sejarahnya, kelompok – kelompok tersebut bertugas untuk mempertahankan Kerajaan/ Kesultanan bila ada serangan dari musuh. Akan tetapi jika dalam keadaan aman, masing-masing kelompok mempunyai tugas yang berbeda-beda dan diceritakan juga dalam pertunjukan tari. Baca Tarian Daerah Kalimantan Tengah 6. Tari Lariangi Tari Lariangi via Kompas Termasuk kedalam tarian daerah Sulawesi Tenggarah, Tari Lariangi merupakan tarian yang dipertunjukkan sebagai tari pembukaan suatu acara pesta pertemuan sebagai penghormatan terhadap tamu yang hadir. Dalam berbagai kegiatan, selalu ada apresiasi terhadap tamu yang datang, baik tamu dari dalam negeri atau luar negeri. Pada masa lalu, istilah luar negeri belum begitu populer. Biasanya memakai istilah luar kerajaan. Pada pementasannya, tarian ini ditarikan oleh para penari wanita dan satu laki-laki. Tidak sembarang orang bisa menarikannya, karena tarian ini biasanya dilakukan oleh para gadis keturunan bangsawan. Tidak tahu pasti apakah dengan berlalunya sang waktu ada perubahan pada pemeran tari ini. 7. Tari Lumense Tari Lumense via Termasuk golongan tarian dari daerah Sulawesi Tenggara, tepatnya tarian ini berasal dari Kecamatan Kabaena, Kabupaten Bombana. Arti dari tarian ini adalah pemujaan kepada sang Dewa. Tarian ini dipersembahkan pada upacara penyambutan tamu pesta-pesta rakyat di Kabupaten Bombana. Kata Lumense sendiri berasal dari kata Lume dalam bahasa daerah yang berarti “terbang” dan mense yang berarti “tinggi”, sehingga jika diartikan Lumense memiliki arti Terbang Tinggi. Selain itu, tarian ini pada zaman dahulu dilakukan pada ritual pe-olia, yaitu ritual penyembahan roh halus yang disebut kowonuano dengan cara menyajikan beraneka jenis makanan. Konon, ritual ini bertujuan agar kowonuoano berkenan mengusir bencana alam dan marabahaya yang akan terjadi. Tidak tahu sekarang, tetapi tarian ini sering ditampilkan pada masa pemerintahan kesultanan Buton. 8. Tari Moida-ida Tari Moida-ida adalah tarian daerah yang berasal dari daerah Sulawesi Tenggara. Tarian ini diiringi dengan nyanyian dan alat musik tradisional, sementara sekelompok orang berkumpul membentuk lingkaran dan masing-masing berpegangan pada seutas tali sehingga membentuk cincin. Penampakan cincin sangat jelas dilihat oleh penonton jika dari atas. Tidak tahu pasti apa maksud dari cerita cincin pada tarian ini. Mungkin maksudnya adalah seorang pria yang hendak melamar wanita dengan mahar cincin. Jika pembaca mempunyai informasi lebih mengenai tari Moida-ida ini, silahkan tulis di kolom komentar ya. 9. Tari Balumpa Tari Balumpa via Tari Balumpa juga merupakan tarian tradisional rakyat Buton dan Wakatobi Binongko, Sulawesi Tenggara. Fungsi tari ini bertujuan untuk mengucapkan selamat datang kepada tamu agung. Selain itu, Tari Balumpa merupakan tarian yang mencerminkan kegembiraan masyarakat nelayan Buton dan Wakatobi Binongko dalam menghadapi terjangan ombak demi menghidupi keluarga. Jumlah orang dalam memainkan tarian ini biasanya dimainkan oleh enam sampai delapan penari laki-laki dan perempuan secara berpasangan. Namun tarian ini juga dapat dilakukan oleh penari pasangan perempuan saja. Penari Balumpa mengenakan busana adat Wakatobi dengan iringan musik gambus dan gendang serta iringan suara dendang biduan Balumpa. 10. Tari Dinggu Tari Dinggu via Tari Dinggu adalah tarian adat tradisional dari daerah Sulawesi Tenggara yang merupakan tarian tradisional rakyat yang menggambarkan sifat kegotongroyongan masyarakat Tolaki. Gotong royong dilakukan masyarakat ketika saat musim panen padi tiba. Pada umumnya, tarian ini biasanya ditampilkan oleh penari laki-laki dan wanita dengan mengenakan busana petani pada zaman dahulu. Sejarah menyatakan bahwa tarian ini berawal dari kebiasaan masyarakat Tolaki yang melakukan panen padi dengan cara bergotong-royong, mulai dari memetik padi hingga membawa hasil panenan padi sampai di rumah. Setelah panen selesai dan terkumpul semua, diadakan sebuah acara modinggu, yaitu bersama-sama menumbuk padi hasil panen yang dilakukan oleh muda-mudi. Baca Tari Sajojo Demikian informasi mengenai tarian tradisional daerah Sulawesi Tenggara kami sampaikan. Semoga memberikan manfaat kepada pembaca yang mencintai budaya Indonesia. Jika ada kesalahan dalam penulisan, silahkan kritik kami melalui laman komentar. Sebelum dan sesudahnya kami ucapkan terima kasih.

TariPatuddu juga merupakan tarian yang berasal dari daerah Sulawesi Barat. Tarian ini pada umumnya dibawakan oleh para penari wanita dengan gerakannya yang lemah gemulai. Penari juga akan menggunakan kipas sebagai alat menarinya (properti). Konon, tari Patuddu dahulunya ditampilkan untuk menyambut para prajurit saat pulang dari medan perang. Tarian tradisional daerah Sulawesi Barat Slulbar merupakan bagian budaya dan kesenian Indonesia yang tidak bisa dipisahkan oleh siapapun dan bagaimanpun. Tari adat Sulbar harus terus mendapat perhatian serius dari berbagai pihak, khususnya pemerintah, baik pusat dan pemerintah daerah setempat di tingkat propinsi dan kabupaten/kota. Mamuju yang merupakan ibukota porpinsi Sulawesi Barat adalah tempat strategis untuk terus mensosialisasikan tarian tradisional sebagai khazanah dan kearifan lokal. Bisa disosialisasikan dalam dalam tingkatan lokal, nasional bahkan internasional. Dengan begitu, tidak akan ada negara lain yang akan mengklaim tarian Sulawesi Barat sebagai milik mereka. Karena sudah kuat dalam posisi hukum internasional. Baca Rumah Adat Sulawesi Tengah Ada beberapa tarian asal Sulawesi Barat yang harus kita kenali bersama melalui pemaparan berikut ini. Tujuan kami menyampaikannya sebagai upaya melengkapi informasi tentang tarian nusantara yang ada di Indonesia. Tarian daerah Kalimantan Barat sudah pernah ditulis, lalu tarian daerah Jawa Tengah, tarian daerah Bali dan tarian daerah Maluku. Untuk pulau Sumatera, kami sudah mengulas tarian daerah Sumatera Barat dan tarian daerah Sumatera Selatan. Nah, pada kali ini, izinkan kami mengulas tarian yang berasal dari Sulawesi Barat Mamuju yang tidak kalah pentingnya untuk diketahui bersama. Hal yang akan dibahas terkait dengan sejarah tari, pesan cerita, pola lantai, properti yang dipakai dan sekilas mengenai unsur – unsur tari lainnya. Baiklah, berikut adalalah informasi tarian tradisional daerah Sulawesi Barat 1. Tari Bulu Londong2. Tari Mappande Banua Macceraq Banua3. Tari Patuddu4. Tari Salabose Daeng Poralle5. Tari Bamba Manurung6. Tari Toerang Batu7. Tari Sayyang Pattuqduq8. Tari Ma’BunduSebarkan iniPosting terkait 1. Tari Bulu Londong Tari Londong via kamerabudaya Tari Bulu Londong adalah tarian tradisional yang berasal dari daerah Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat. Tarian ini merupakan tarian yang hanya dibawakan oleh para penari pria dengan berpakaian dan bersenjata layaknya para prajurit pada zaman dahulu yang bercerita tentang perang. Mirip dengan tarian perang lainnya, Tari Bulu Londong ini seperti mengalami kejenuhan. Karena hampir punah eksistensinya. Bahkan bisa dibilang tidak pernah ditampilkan lagi seiring dengan tidak adanya perang seperti dizaman dahulu. Agar tidak punah, Tarian adat Sulbar ini lantas diangkat kembali oleh masyarakat dan juga para budayawan sebagai apresiasi kepada budaya lokal agar tarian tersebut tidak punah. Upaya pelestaria pun dilakukan berbagai pihak. Meskipun tarian ini sudah tidak lagi difungsikan sebagai tarian perang, Tari Bulu Londong kini lebih difungsikan sebagai tarian yang sifatnya pertunjukan dalam berbagai acara seperti penyambutan, perayaan, serta pertunjukan dari seni dan budaya. Dengan begini, fungsi tari ini lebih fleksibel dalam pementasannya. Jika terus dikreasikan, maka akan memberikan dampak yang luar biasa pada kesenian Indonesia yang sekarang terancam punah. 2. Tari Mappande Banua Macceraq Banua via Youtube Tari Mappande Banua termasuk tarian yang asalnya dari daerah Sulawesi Barat. Arti dari dua kata “Mappande Banua” adalah “Mappande” artinya “memberi makan”, dan “Banua” adalah “kampung”. Secara umum, dapat diartikan tarian ini adalah menceritakan memberi makan dikampung atau kampung memberi makan kepada masyarakat. Tari ini dilakukan sebelum ritual pelantikan raja pada zaman dahulu. Yaitu dengan didahului penyembelihan kerbau yang kemudian diambil darah dari daun telinganya guna dipercikkan ke delapan arah mata angin. Baca Pengertian Seni Musik 3. Tari Patuddu Tari Patuddu via Blogger Tari Patuddu juga merupakan tarian yang berasal dari daerah Sulawesi Barat. Tarian ini pada umumnya dibawakan oleh para penari wanita dengan gerakannya yang lemah gemulai. Penari juga akan menggunakan kipas sebagai alat menarinya properti. Konon, tari Patuddu dahulunya ditampilkan untuk menyambut para prajurit saat pulang dari medan perang. Zaman dahulu di daerah Sulawesi Barat pernah terjadi sebuah peperangan antara Kerajaan Balanipa dan Passokorang. Sepulangnya dari peperangan, Kerajaan Balanipa ini mempunyai caranya tersendiri dalam menyambut para pasukan yang pulang dari tempat medan perang tersebut, salah satunya adalah dengan menampilkan Tari Patuddu ini. Tari Patuddu berfungsi sebagai tarian penyambutan atau hiburan, yakni sering ditampilkan untuk acara penyambutan para tamu terhormat maupun tamu dari kenegaraan. Pemaknaan tarian ini adalah sebagai ungkapan rasa syukur serta kegembiraan atas kedatangan para tamu. Hal ini dapat diemukan penonton dari senyum dan ekspresi dari para penari pada saat menari. Selain itu juga dari gerakannya yang lemah lembut menggambarkan sifat wanita yang suci dan juga penuh kasih. 4. Tari Salabose Daeng Poralle Tari Salabose Daeng Poralle termasuk golongan tarian yang asal daerahnya Sulawesi Barat. Konon, jenis tarian yang diilhami dari Salabose, Daeng Poralle yang merupakan Maraqdia raja pertama yang diangkat untuk memerintah kerajaan Banggae. Pesan yang ingin disampaikan pada tarian ini adalah sesuatu yang melambangkan perjuangan sang raja saat menghadapi perompak laut dari suku Tidung. Sebuah pesan pahlawan yang harus terus dilestarikan. 5. Tari Bamba Manurung Tari Bamba Manurung via Tari Bamba Manurung ialah tarian adat tradisional yang berasal dari daerah Mamuju, yaitu Ibukota dari Provinsi Sulawesi Barat Sulbar. Tarian ini biasanya dilakukan pada acara-acara pesta adat di Mamuju, dihadapan para tokoh adat dan penghulu. Pada pertunjukannya, para penari akan memakai pakaian adat Baju Badu yang merupakan khas provinsi Sulawesi Barat. Selain pakaian adat, penari juga dilengkapi dengan bebagai aksesoris bunga beru-beru atau bunga melati yang menghiasi dibagian kepala. Properti yang digunanakan pada Tari Bamba Manurung adalah dengan membawa kipas seperti halnya pada tarian Patuddu. Baca Pengertian Seni Tari 6. Tari Toerang Batu Tari Toerang via Blogger Tari Toerang Batu adalah tarian tradisional daerah yang berasal dari provinsi Sulawesi Barat. Pada biasanya, tarian ini dilakukan oleh para penari pria sebagai para prajurit, sedangkan para penari wanita hanya sebagai pendukung tari. Masyarakat sepakat bahwa tari Toerang Batu ini merupakan tarian perang yang hampir punah. Atas kesadaran bersama, budaya tari ini mulai dihidupkan kembali oleh masyarakat. Kita berharap jangan sampai tarian tradisional Indonesia punah ditelan masa. Ayo sama – sama kita merawatnya. 7. Tari Sayyang Pattuqduq Tari Sayyang Pattuqduq via Blogger Tari Sayyang Pattuqduq termasuk sebuah kesenian tradisional yang berasal dari Mandar, Sulawesi Barat. Kata Saiyyang’ sendiri artinya kuda’, dan kata Pattuqdud’ artinya penari’. Jika digabungkan dan diartikan sebagai umum, maka artinya kuda yang menari’. Kapan tari ini dipentaskan? Umumnya tarian ini dimainkan pada acara selametan anak yang telah khatam Al Qur’an, anak tersebut kemudian akan menunggang kuda serta diarak keliling kampung. Biasanya kegiatan ini dilaksanakan pada saat peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW, penjemputan tamu kehormatan, dan tarian ini juga berfungsi sarana hiburan. 8. Tari Ma’Bundu Tari Ma’Bundu via Yang terakhir adalah ari Ma’Bundu yang termasuk sebagai tarian yang berasal dari Mamuju Sulawesi Barat, tepatnya di kecamatan Bonehau dan Kecamatan Kalumpang. Sama seperti Tari Patuddu, tarian ini merupakan tarian kreasi baru diangkat dari kisah cerita perang zaman dahulu, yaitu ketika dalam perang tersebut mengadu ketangkasan kekebalan terhadap senjata-senjata tajam dan yang keluar menjadi pemenang akan membawa ulu tau atau penggalan kepala musuh. Biasanya, jumlah para penari ditari Ma’Bundu paling banyak 10 orang. Mereka memakai busana pakaian adat kebesaran yakni BEI yang dihiasi oleh beberapa ukir-ukiran yang terbuat dari kerang kecil. Pada bagian kepala memakai topi dengan tanduk dan juga palo-palo dan bagian tangan memakai gelang potto balussu. Properti yang digunakan biasanya para penari akan membawa peralatan perang yang berupa tombak sebagai aksesoris tarian untuk lebih mendramatisasi. Baca Rumah Adat Sulawesi Tenggara Demikian informasi tentang tarian tradisional daerah Sulawesi Barat ini kami sampaikan. Semoga memberikan manfaat kepada para pembaca yang budiman. Mohon sampaikan kritik atau saran jika ada terjadi kesalahan pada artikel ini. Terima kasih. TariBaliore adalah salah satu tari dari daerah Sulawesi Tengah. Tarian Baliore menggambarkan kelincahan gadis gadis Sulawesi Tengah yang bergembira saat pesta panen tiba. Mereka menari-nari dengan lincahnya. Hentakan ritmis tetabuhan, terutama gendang semakin menambah dinamisnya tarian ini. Jumlah Pengunjung 55,100 Tari adat tradisional dari Sulawesi Tenggara – Seni tari sangat erat dengan budaya masyarakat di Indonesia. Ratusan suku bangsa di Indonesia masing-masing mempunyai kebudayaannya yang khas. Kebudayaan berkesenian mengekspresikan rasa dan agama. Tari adat tradisional dari Sulawesi Tenggara adalah budaya Indonesia yang harus dilestarikan terus ada sampai kapan pun. Dari Sabang sampai Merauke, beraneka ragam seni tari yang dimiliki sebagai kekayaan budaya. Tari menjadi salah satu seni yang paling tua dan paling banyak macamnya. Suku Tolaki, Suku Buton, Suku Muna, dan Suku Moronene membentuk keunikan budaya di Sulawesi Tenggara. Berikut ini kita akan menyajikan ragam tari adat tradisional dari Sulawesi Tenggara yang harus kalian ketahui. 1. Tari Balumpa Tari balumpa – Sumber Balumpa adalah tari adat tradisional dari Sulawesi Tenggara tepatnya di Kabupaten Wakatobi. Tari balumpa adalah tari yang menggambarkan kegembiraan masyarakat nelayan di Pulau Binongko. Tari balumpa berfungsi sebagai tari penyambutan dan sering tampil di pertunjukan seni. Sebagai tari penyambut tamu, gerakan tari balumpa mengandung makna rasa gembira, kelemahlembutan, dan keramahtamahan masyarakat Binongko. Tari balumpa ditarikan oleh 6-8 penari perempuan, namun ada juga yang ditarikan secara berpasangan dengan penari laki-laki. 2. Tari Malulo Tari Adat Tradisional Dari Sulawesi Tenggara – tari malulo – Sumber Tari malulo atau bisa disebut dengan lulo adalah tari adat tradisional dari Sulawesi Tenggara dari Suku Tolaki di Kendari. Tari persahabatan yang ditujukan untuk muda-mudi sebagai ajang pencarian jodoh. Lulo mencerminkan bahwa Suku Tolaki cinta damai dan mengutamakan persahabatan dan persatuan. Tari malulo bisa ditarikan oleh laki-laki, perempuan, remaja, dan anak-anak dengan formasi melingkar sambil berpegangan tangan serta diiringi dengan 2 gong yang berbeda ukuran dan jenis suara. Tari malulo ditampilkan pada upacara adat di Kendari. Tari malulo yang sekarang mengalami perubahan seiring dengan perkembangan zaman seperti alunan gong diganti dengan musik elekton dan terdapat variasi dalam gerakan tarian. 3. Tari Mangaru Tari Mangaru – Sumber Tari mangaru merupakan tari adat tradisional dari Sulawesi Tenggara tepatnya di Desa Konde, Kecamatan Kambowa, Kabupaten Buton Utara. Tari mangaru menceritakan keberanian 2 laki-laki di medan perang. Hal ini tersirat jelas melalui gerakannya yakni 2 penari beradu kekuatan bersenjatakan keris di tangan. Tari mangaru menggunakan alunan musik bertempo cepat dari mbololo, kansi-kansi dan 2 kendang. Tari mangaru biasa ditampilkan pada upacara adat. 4. Tari Lumense tari lumense – Sumber Tari adat tradisional dari Sulawesi Tenggara berikutnya adalah tari lumense, tarian Suku Moronene di Pulau Kabaena, Kabupaten Bombana. Lumense diartikan mengais sambil loncat. Tari lumense dulunya sakral, sekarang digunakan untuk menyambut tamu dan pada pesta-pesta rakyat. Tari lumense menggunakan parang dan beberapa pohon pisang sebagai properti. Ditarikan oleh 12 perempuan, 6 sebagai laki-laki dan 6 sebagai perempuan. Mereka menari dinamis yang dinamakan moomani. Klimaksnya saat penari terus moomani dan menebaskan parang ke pohon pisang hingga pohonnya jatuh. Zaman dulu, tari lumense bagian dari pe-olia yaitu ritual penyembahan roh halus untuk menolak bala yang mana penarinya adalah keturunan wolia. Mereka menari dalam kondisi kesurupan sampai semua pohon pisang ditebas. 5. Tari Kalegoa Tari kalegoa – Sumber Tari Kalegoa juga menjadi salah satu daftar Tari Adat Tradisional Dari Sulawesi Tenggara yang masih sering ditampilkan. Kalego sendiri adalah istilah yang digunakan untuk menyebut sapu tangan kebesaran gadis pingitan. Bentuknya segitiga dan berhias dengan ornamen khas daerah Buton. Tari kalegoa digambarkan suka duka gadis-gadis Suku Buton saat menjalani tradisi pingitan yang disebut Posuo. Para gadis diberi petuah dan nasihat dari orang tua agar menjadi gadis yang dewasa dan matang dalam berumah tangga saat menjalani posuo. Tari kalegoa diciptakan oleh Laode Umuri Bolu ini pernah dipentaskan pada acara resepsi kenegaraan 17 Agustus 1972 di Istana Negara. 6. Tari Umo’ara Tari umo’ara, Tari Adat Tradisional Dari Sulawesi Tenggara – Sumber Salah satu tari adat tradisional dari Sulawesi Tenggara tepatnya dari Suku Tolaki adalah Tari umo’ara. Tari umo’ara adalah tari perang yang mempertunjukkan ketangkasan bermain taawu dan menangkis dengan kinia. Tari umo’ara juga melatih otot melalui hentakan kaki dan melatih ketangkasan mata. Umo’ara mempunyai arti mencoba. Di masa lalu, tari umo’ara dipentaskan untuk menyambut para prajurit kerajaan Mekongga dan Konawe setelah memenangkan peperangan. Saat ini, tari umo’ara lebih berfungsi sebagai hiburan, tari penyambutan, dan seni pertunjukan. Tari umo’ara dibawakan oleh 2-3 penari laki-laki dengan gerakan energik dan diiringi oleh gong. 7. Tari Dinggu Tari Dinggu Modern – reza_lumasono_lowa Satu lagi Tari Tradisional dari daerah Sulawesi Tenggara yang terkenal yani Tari Dinggu. Tari ini adalah tarian rakyat yang menggambarkan mengenai suasana serta aktivitas masyarakat ketika musim panen. Tari Dinggu juga merupakan Tari Masyarakat Petani Suku Tolaki di Bumi Sulawesi Tenggara karya Anthi Max. Tari Dinggu adalah salah satu tari tradisional Suku Tolaki yang kemudian dikemas dalam kreasi baru khususnya di daerah Kerajaan Mekongga di Kabupaten Kolaka. Di mana dalam tarian ini menceritakan tentang suku cita petani ketika menyambut dan melaksanakan panen padi di sawah. Tari Dinggu merupakan jenis suatu tari yang energik dan ceria menggambarkan betapa semangatnya petani memanen padi berkat keberadaan Dewi Padi atau Dewi Sri Sanggole Mbae. Di mana memberikan keberkahan atau usaha yang dilakukan serta dipercaya menjaga kesuburan padi. Tari Dinggu juga memiliki gerakan yang penuh semangat dan kekompakan. Di mana bisa dilihat melalui gerakan penari ketika menumbuk lesung dan alu secara bersamaan. ** Itulah beberapa daftar Tari Adat Tradisional Dari Sulawesi Tenggara yang biasa dipentaskan di berbagai acara tertentu khususnya acara adat dan acara kepemerintahan. Tari Lulo atau yang biasa disebut dengan Tari Molulo adalah tarian tradisional yang berasal dari Provinsi Sulawesi Tenggara. Tarian ini merupakan tarian tradisional dari masyarakat Suku Tolaki yang dilakukan secara beramai-ramai atau masal dan dapat dilakukan oleh seluruh kalangan baik itu kaum pria maupun kaum wanita, tua maupun muda. Sulawesi Selatan yang dihuni masyarakat multietnis dan suku menyimpan banyak sekali tradisi dan kebudayaan. Masing-masing memiliki ciri khas yang saling memperkaya khazanah satu sama satu budaya yang terjaga adalah tari-tarian tradisional. Sejumlah tarian terjaga dan diwariskan dari generasi ke generasi. Hingga kini, tari-tarian itu masih kerap dipertontonkan atau diperagakan untuk berbagai ini di antaranya sepuluh tarian tradisional asal Sulsel yang populer dan perlu kamu ketahui. Baca Juga Mengenal Alat-alat Musik Khas Sulawesi Selatan 1. Ma'badong, yakni gerak tari upacara kematian suku Toraja yang disertai syair pengagungan untuk orang yang meninggal 2. Pattennung, tarian Bugis yang menggambarkan kesabaran dan ketekunan wanita dalam menenun 3. Manimbong, gerak tari dari masyarakat Toraja untuk merayakan sukacita 4. Pa'gellu, salah satu tarian Toraja yang berorientasi hiburan, biasanya untuk penyambutan tamu, perkawinan, pesta rakyat, dan lain-lain 5. Pajoge', tarian oleh sekelompok perempuan yang konon awalnya merupakan hiburan bagi kalangan istana 6. Kipas Pakarena, tarian dari Kerajaan Gowa, yang mengekspresikan kelembutan, kesetiaan, serta hormat perempuan kepada laki-laki 7. Pakku Sumange', tarian yang berarti memanggil sukma untuk hidup damai, diberkahi, tenang, dan mendapatkan rezeki melimpah 8. Ma'randing, sebuah tarian yang dipersembahkan pada upacara kematian laki-laki bangsawan di Toraja 9. Gandrang Bulo, tarian bernuansa humor yang melambangkan keceriaan untuk tujuan menghibur 10. Maddupa Bosara, tarian untuk menghormati tamu dengan menyediakan berbagai hidangan Baca Juga Mengenal Pohon Lontar, Flora Identitas Sulawesi Selatan

AdapunTari Legong yang cukup populer adalah Legong Lasem (Kraton) yang dimainkan oleh dua orang legong dan seorang condong. Selain ini, ada Tari Legong Jobog, Ledog Bawa, Kuntul, Sudarsana, Smaradahana dan lain-lain. 5. Tari Bungong Jeumpa (Aceh) Sumber Gambar: Mengenal Indonesia

Daftar Isi 1. Tari Kipas Pakarena 2. Tari Ma'badong 3. Tari Pattennung 4. Tari Manimbong 5. Tari Ma'randing 6. Tari Pa'gellu 7. Tari Pajoge 8. Tari Pakkuru Sumange 9. Tari Gandrang Bulo 10. Tari Paduppa Bosara 11. Tari Pa'bitte Passapu 12. Tari Sere Bissu Maggiri 13. Tari Salonreng 14. Tari Pa'pangngan Makassar - Ada banyak macam tarian daerah Sulawesi Selatan Sulsel. Tari-tarian tersebut menggambarkan ragam ciri khas baik dari segi sosial masyarakat, suku, budaya, agama, peribadatan, maupun Universitas Hadanuddin Unhas, Dr Firman Saleh mengatakan tarian daerah Sulawesi Selatan merupakan identitas yang sangat penting untuk dijaga. Tari menggambarkan karakter suatu suku atau yang berasal dari Sulawesi Selatan, menurutnya berbeda dari daerah lain. Memiliki gerakan yang lembut, terutama pada suku Bugis-Makassar. "Beda dengan tarian tradisional di daerah lain. Tarian itu mengikuti irama dari musiknya. Kalau kita lihat di Sulawesi Selatan khususnya Bugis-Makassar itu, bagaimanapun kerasnya musiknya gerakan tariannya tetap lembut. Karena begitulah karakter Bugis-Makassar. Bagaimana pun keadaan dia tetap tenang menghadapi situasi yang ada," jelasnya kepada detikSulsel, Selasa 12/4/2022.Berikut 14 tarian daerah Sulawesi Selatan yang dirangkum detikSulsel1. Tari Kipas PakarenaSalah satu tarian daerah Sulawesi Selatan adalah Tari Kipas Pakarena. Tarian ini sering ditampilkan untuk mempromosikan pariwisata daerah Sulawesi Pakarena bahkan menjadi salah satu ikon kebudayaan Sulawesi Selatan. Dilansir dari Peta Budaya Belajar Kemdikbud, pada masyarakat suku Makassar pada masa lampau, tarian Pakarena ini dipertunjukkan sebagai salah satu media pemujaan kepada para dewa. Keindahan serta keunikan gerak tari Pakarena ini kemudian lambat laun menjadi media ini biasanya dipentaskan oleh 4 penari dan diiringi dengan alat musik berupa gandrang dan puik-puik. Dari gerakan dalam tarian yang dipentaskan oleh 4 penari wanita tersebut memiliki beberapa filosofi yang menceritakan mengenai kisah dalam tarian ini merupakan gambaran dari perempuan Gowa yang setia dan patuh pada suami dan laki-laki. Terdapat makna tersendiri pada tiap pola gerakan. Contohnya seperti gerakan penari berputar searah jarum jam. Gerakan ini mencerminkan siklus kehidupan Tari Ma'badongmabadong di rambu solo toraja Foto Muhammad Taufiqqurrahman/detikTravelTarian daerah Sulawesi Selatan lainnya adalah Tari Ma'badong. Tarian ini merupakan tarian kedukaan dari suku ini menjadi bagian dari ritual Badong dalam pesta atau upacara Rambu Ma'badong adalah gerakan tarian yang dilakukan untuk menghibur keluarga jenazah. Tarian ini dapat dilakukan oleh keluarga jenazah, rekan, tetangga ataupun orang Badong atau pa'badong akan menggerakkan semua anggota tubuhnya. Mulai dari bahu maju-mundur hingga kedua lengan diayunkan serentak ke depan dan ke para peserta membawakan tarian ini dalam formasi melingkar. Para penari saling berpegangan dengan mengaitkan jari kelingkingnya. Pada umumnya pa'badong adalah pria dan wanita yang sudah setengah baya itu akan dipimpin oleh Ambe' Badong laki-laki dan Indo' Badong perempuan.Dikutip dari jurnal Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar dengan judul "Ritual Ma'badong Suku Toraja di Desa Bolu Kecamatan Rantepao Kabupaten Toraja Utara" mengaitkan jari kelingking antara penari lainnya memiliki makna tersendiri. Yakni saling berpegangan pundak untuk menunjukkan rasa persatuan dalam merasakan duka terhadap keluarga jenazah yang Tari PattennungTari Pattennung merupakan tarian daerah Sulawesi Selatan yang berasal dari suku Bugis. Tarian ini menggambarkan kesabaran dan ketekunan wanita Bugis dalam penari Pattennung memakai baju bodo panjang, curak lakba, lipaq sabbe sarung, dan hiasan bangkara, ponto, danrante ma'bule, yang merupakan pakaian tradisional Sulawesi Selatan. Sementara properti yang digunakan yakni berupa sarung dalam bahasa Bugis diartikan sebagai orang yang menenun. Karena itu, Tari Pattennung ini mengisyaratkan kesabaran, ketekunan, dan ketelitian dalam proses dari Jurnal Balai Pelestarian Nilai Budaya Sulawesi Selatan yang berjudul "Tari Pattennung di Sulawesi Selatan", disebutkan bahwa Tari Pattennung ini merupakan tari kreasi yang umumnya ditampilkan pada momen suka cita seperti penjemputan tamu, acara pesta adat, ataupun dalam kegiatan perlombaan dan pementasannya, Tari Pattennung biasanya dilakukan oleh 6 orang penari atau dalam jumlah genap. Gerakan tari yang dilakukan secara berkelompok ini akan menyuguhkan seni yang indah dan selaras dengan Tari Pattennung, gerak gemulai bukan hanya berupa tarian semata melainkan di dalamnya mengandung nilai-nilai luhur. Mulai nilai ketekunan, kesabaran, nilai keindahan, kerja keras, dan Tari ManimbongTari Manimbong Foto Direktorat PariwisataTari Manimbong merupakan tarian yang berasal dari suku Toraja, Sulawesi Selatan. Masyarakat suku Toraja melakukan Tari Manimbong untuk merayakan suka cita atau sebagai ungkapan Tari Manimbong hanya ditampilkan pada upacara adat Rambu Tuka'. Biasanya tarian ini dipertunjukkan di acara adat seperti pernikahan atau peresmian rumah adat Tongkonan yang baru atau yang selesai ini juga dianggap sebagai suatu ibadah oleh masyarakat suku Toraja. Hal tersebut karena menurut kepercayaan suku Toraja, tarian ini merupakan doa-doa pengucap pementasannya, Tari Manimbong dilakukan oleh 20 hingga 30 orang yang semuanya merupakan penari pria. Tarian dilakukan saling beriringan dengan Tari Ma'dandan yang merupakan bentuk tarian pemuja dan ungkapan rasa syukur yang dilakukan oleh kaum wanita suku Tari Ma'randingTari Ma'randing adalah sebuah tarian yang dipersembahkan pada upacara kematian laki-laki bangsawan di Toraja. Tarian daerah Sulawesi Selatan ini juga masih berkaitan dengan upacara Rambu Solo. Namun, tarian ini biasanya dibawakan saat pemakaman besar untuk mereka yang berkasta lebih tinggi bangsawan.Dalam tarian ini para penari menggunakan pakaian perang dan senjata tradisional. Tari ini secara mendasar adalah sebuah tari partriotik atau tari dari Kikomunal Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual RI, dijelaskan kata ma'randing berasal dari kata randing yang berarti "mulia ketika melewatkan". Tari ini menunjukkan kemampuan dalam memakai senjata tradisional Sulawesi Selatan dan menunjukkan keteguhan hati serta kekuatan seseorang yang meninggal selama Ma'randing dibawakan oleh beberapa orang yang setiap orangnya membawa perisai besar, pedang dan sejumlah objek menyimbolkan beberapa makna. Perisai yang dibuat dari kulit kerbau bulalang yang menyimbolkan kekayaan, karena hanya orang kaya yang memiliki kerbau sendiri. Pedang doke, la'bo' bulange, la'bo' pinai, la'bo' todolo menunjukkan kesiapa untuk perang, yang menyimbolkan Tari Pa'gelluTari Pa'gellu. Foto Dispar Toraja UtaraTari Pa'gellu merupakan salah satu tarian daerah Sulawesi Selatan. Tarian ini berasal dari suku Toraja yang berorientasi pada hiburan. Biasanya dibawakan untuk menyambut tamu, perkawinan, pesta rakyat, dan dari laman Dispar Toraja Utara, Pa'gellu atau Ma'gellu dalam bahasa setempat berarti menari-nari dengan riang gembira sambil tangan dan badan bergoyang dengan gemulai, meliuk-liuk Pa'gellu atau terkenal dengan sebutan Pa'gellu Pangala ini pertama kali diciptakan oleh Nek Datu Bua', yakni pada saat kembali dari medan peperangan yang kemudian dirayakan dengan menari penuh sukacita. Pada waktu itu belum ada alat musik gendang sehingga mereka menggunakan lesung sebagai pengiring tarian Pa'gellu tidak ada batasan jumlah penari dan baik perempuan maupun laki-laki dapat mengikuti tarian ini. Hingga kini tidak ada yang tahu pasti tahun diciptakannya tarian ini. 7. Tari PajogeTari Pajoge adalah tari tradisional yang berasal dari Bone, Sulawesi Selatan. Tarian ini konon awalnya merupakan hiburan bagi kalangan istana atau juga kediaman para penarinya adalah gadis yang berlatar belakang kalangan rakyat biasa. Tiap penari membawakan tarian seorang diri sambil menyanyi kemudian mencari pasangannya dari kalangan penonton. Nantinya sang gadis akan memberi daun sirih pada lelaki yang telah dipilihnya. Lelaki itu akan menari bersama sang dari Kikomunal Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual RI, istilah Pajoge memiliki tiga makna sekaligus. Dari kata joge yang artinya sebuah tarian, kata pa' joge untuk menyebut penari, sekaligus sebagai sebuah penarinya, awalnya Tari Pajoge dibedakan menjadi dua yaitu Pajoge Makkunrai dan Pajoge Angkong. Pajoge Makkunrai dipentaskan oleh para gadis, sedangkan Pajoge Angkong dipentasan oleh penari waria. Dari keduanya, Pajoge Makkunrai lebih berkembang dan lebih banyak dipentaskan sampai saat pada Tari Pajoge Makkunrai diantaranya adalah gerakan tettong mabborong berkumpul, mappakaraja penghormatan, mappasompe pemberian hadiah, ballung, mappacanda bergembira, matteka menyeberang, massessere mengelilingi, majjulekkalebba melangkah lebar, mattappo menebar, maggaliomeliukkan badan, mappaleppa bertepuk tangan, dan massimang pamit.Gerakan utama yang menjadi perhatian penonton adalah gerakan ballung, di mana penari akan merebahkan badan mendekati penonton yang akan melakukan mappasompe. Gerakan ini akan dikawal oleh pangibing. Sebelumnya, pangibing membawa sekapur sirih dan menyodorkannya kepada penonton yang telah mengutarakan ketertarikannya pada penari Pajoge. 8. Tari Pakkuru SumangeTarian Pakkuru Sumange merupakan tari yang berasal dari Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. Tari Pakkuru Sumange ini memiliki arti memanggil sukma untuk hidup damai, diberkahi, tenang, dan mendapatkan rezeki dari Kikomunal Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual RI, nama Pakkuru Sumange berasal Bahasa Bugis yaitu Mappakkuru Sumange yang artinya sukma. Sehingga Pakkuru Sumange dapat diartikan sebagai tarian yang memanggil ini merupakan tari tradisional yang bersimbol tentang kehidupan, kedamaian, serta rezeki yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Pakkuru Sumange biasanya dipertunjukkan untuk menyambut tamu dan meminta doa restu saat untuk menyelenggarakan suatu acara. Selain itu juga, tarian ini menyimbolkan lambang persahabatan dan Pakkuru Sumange ini memiliki ragam gerak yang sederhana. Secara keseluruhan, Tari Pakkuru Sumange ini memiliki gerakan lemah lembut dan gemulai dan memiliki makna setiap gerak, yang diiringi oleh musikserta lagu Ati Raja. Tarian ini bisa dikategorikan ke dalam jenis tarian wanita dan terdiri dari enam anggota Tari Gandrang BuloTari gandrang bulo ini adalah salah satu tarian yang berasal dari Sulawesi Selatan yang masih dilestarikan. Biasanya tarian dibawakan saat pesta dari Kikomunal Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual RI, kata Gandrang bulo berasal dari dua kata, yaitu "gandrang" yang berarti tabuhan atau pukulan dan "bulo" yang berarti ini merupakan simbol keceriaan lantaran didalamnya diselipkan berbagai humor yang membuat para penontonnya tertawa, oleh karena itulah maka para penari yang membawakan tarian ini harus terlihat awalnya Ganrang Bulo sebenarnya sekadar tarian yang diiringi oleh gendang. Seiring waktu, tarian ini diiringi pula lagu-lagu jenaka, dialog-dialog humor namun sarat kritik dan ditambah gerak tubuh yang mengundang Tari Paduppa BosaraPaddupa Bosara merupakan tarian daerah Sulawesi Selatan, yang dibawakan untuk menyambut tamu kehormatan. Tarian ini menggambarkan bahwa orang Bugis senantiasa menghidangkan Bosara sebagai tanda kesyukuran dan kehormatan saat kedatangan bosara sendiri merujuk kepada satu kesatuan utuh yang terbagi di dalam piring. Yang mana Piring tersebut di atasnya di beri alas berupa kain rajutan dari wol, kemudian di atasnya juga ditempatkan piring untuk tempat menyimpan kue dan tutup Tari Paddupa Bosara berasal dari bahasa bugis duppa yang artinya bertemu, menjemput atau berjumpa. Bosara sendiri merupakan piring dan tudung saji khas suku bugis-Makassar di Sulawesi Selatan, sebagaimana dikutip dari Kikomunal Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Paddupa Bosara ini adalah tari kebesaran Suku Bugis-Makassar. Pada masa lampau perempuan dianggap bahwa letak malunya atau siri' ada di bagian wajahnya. Tari Paddupa kemudian hadir untuk memberi makna bahwa kecantikan bukanlah hal utama dan yang terpenting, melainkan dari hati atau wirasa yang dipancarkan oleh si Tari Pa'bitte PassapuPa'bitte Passapu. Foto ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/pras/17Tarian daerah Sulawesi selanjutnya adalah Pa'bitte Passapu. Tarian ini berasal dari masyarakat adat Ammatoa Kajang, Kabupaten adat ini tercatat sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Disebutkan dari laman Warisan Budaya Tak Benda Indonesia Kemdikbud RI, tarian ini berawal dari masyarakat etnis Makassar terdahulu, termasuk kaum bangsawan yang menggemari permainan sabung ekspresi keberanian seseorang bisa tampak dari sabung ayam. Maka dari itulah banyak anak raja dan pengawal istana terjun ke arena sabung ayam hanya untuk menunjukkan keberanian mereka, yang dibarengi dengan setelah Islam masuk di Kerajaan Gowa yang menjadi induk kerajaan Makassar secara perlahan menghilangkan budaya sabung ayam. Sabung ayam dianggap sebagai judi, juga penyiksaan terhadap pun mencari hal lain yang bisa diadu untuk menghibur diri sekaligus menyalurkan minat mereka. Sehingga terciptalah tarian Pa'bitte Passapu yang menyabung sapu tangan passapu.Pada tarian ini, sapu tangan dianggap sebagai ayam yang disabungkan. Trian Pa'bitte Passapu kini menjadi tarian untuk menjemput tamu adat atau acara pernikahan. Tarian ini diiringi nyanyian dan alat musik sembari menyabung sapu tangan atau pun ikat Tari Sere Bissu MaggiriTari Sere Bissu Maggiri merupakan tarian daerah sulawesi Selatan lainnya yang menjadi salah satu warisan budaya. Tarian ini berasal dari Kabupaten dari Warisan Budaya Tak Benda Kemdikbud RI, tarian ini diperkirakan sudah ada sejak zaman pemerintahan raja Bone Ke 1, yang bergelar To Manurungeng Ri ini beranggotakan 12 orang bissu dan memiliki tujuh ragam gerak. Setiap ragam geraknya mempunyai makna tertentu sesuai dengan pola dan ini juga biasa disebut sebagai tari memangil roh. Selain itu juga berfungsi sebagai sarana dalam pelaksanaan upacara adat yang bersifat magis dan religius, seperti pada upacara adat Mattompang Arajang, upacara pencucian benda-benda kerajaan, upacara adat perkawinan dan upacara kelahiran keluarga Sere Bissu Maggiri adalah sebuah tarian yang dipertunjukkan oleh seorang bissu, oleh karenanya tarian ini dikenal pula dengan nama tari mabbissu. Maggiri sendiri berarti menusuk-nusukkan keris ke tubuh bissu, terutama ke daerah-daerah yang vital seperti leher, perut, dan pergelangan bissu yang melakukan pertunjukan tarian ini dianggap kemasukan roh dan mendapat kemampuan kebal pada senjata Tari SalonrengTarian daerah Sulawesi Selatan selanjutnya adalah Tari Salonreng. Tarian ini berasal dari suku Makassar. Tari Salonreng dapat dijumpai di berbagai daerah yang didiami oleh etnik atau suku Makassar, salah satunya Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, dan atau riwayat Tari Salonreng hanya diketahui lewat cerita leluhur yang bersifat mitos. Dilansir dari Kimomunal Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual RI, berdasarkan mitos yang diyakini masyarakat suku Makassar, kata Salonreng berasal dari kata "sa" berarti pelaku gerak orang yang bergerak dan lonre ma'lonre-lonre yang artinya Salonreng dapat berarti tari yang dilakukan secara berkelompok. Sementara itu, pengertian Salonreng yang lain berasal dari kata Salonreng berarti selendang. Hal ini diperkuat dengan pemakaian selendang sebagai properti atau perlengkapan khas yang dipakai oleh para penari Salonreng dipercaya berasal dari sebuah mitos dari zaman kerajaan Gowa abad XVII. Pada masa itu, masyarakatnya masih menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Tari ini merupakan tari pemujaan kepada Batara dewa penguasa bumi dan langit, serta pemujaan pada arwah Tari Salonreng biasanya adalah wanita dewasa. Namun, ada pula yang dipentaskan oleh gadis remaja. Gerakan Tari Salonreng sederhana dengan menggunakan properti selendang, dan mengenakan baju bodo dan sarung sutera. Iringan Tari Salonreng adalah gendang, serunai dan Tari Pa'pangnganTari Pa'pangngan adalah tarian yang berasal dari Toraja, Sulawesi Selatan. Tarian ini dilakukan oleh gadis-gadis cantik memakai baju hitam atau gelap dan menggunakan ornamen khas Toraja seperti laman Kimomunal Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual RI, kata panggan berarti sirih. Penawaran sirih ini menunjukkan nilai menegaskan bahwa para tamu telah diterima dan dianggap sebagai bagian dari masyarakat ini secara simbolis diungkapkan oleh masing-masing penari memegang sirih pangngan yang ditempatkan dalam kantong di depan mereka. Kantong tersebut dikenakan oleh wanita lansia kebanyakan di desa-desa dan mengandung bahan untuk sirih mengunyah sirih pinang campuran. Simak Video "Adu Luwes Menari Tradisional, Jakarta" [GambasVideo 20detik] asm/hmw 10Tarian Tradisional Daerah Sulawesi Tenggara, Gambar dan Penjelasannya Oleh silontong Diposting pada Oktober 10, 2018 Tarian tradisional daerah Sulawesi Tenggara merupakan budaya Indonesia yang harus terus ada sampai kapan pun juga. Dari Sabang sampai Merauke, beraneka ragam seni tari yang dimiliki sebagai khazanah kekayaan budaya. Sulawesi Tenggara merupakan provinsi yang mempunyai begitu banyak kesenian yang terus berkembang mengikuti budaya masyarakat setempat. Salah satu kesenian tersebut adalah tarian Sulawesi Tenggara yang sangat beragam dan masing masing mempunyai ciri khas serta keunikan tersendiri. Baca Juga 34 Tarian Daerah di Indonesia Nama, Gambar & Penjelasannya Tarian adat Sulawesi Tenggara setidaknya ada lebih dari 7 yang wajib anda ketahui, diantaranya akan kami jelaskan dibawah ini Tarian Sulawesi TenggaraTari DingguTari LumenseTari BalumpaTari Lulo atau MaluloTari GalangiTari MangaruTari UmoaraTari Honari Mosega Tari Dinggu Tari dinggu adalah tarian Sulawesi Tenggara yakni tarian rakyat yang menggambarkan aktivitas dan suasana masyarakat ketika musim panen tiba khususnya panen padi. Tarian ini umumnya ditampilkan penari pria dan wanita yang berpakaian seperti petani zaman dulu. Ini merupakan tarian adat Sulawesi Tenggara yang sangat terkenal dan sering ditampilkan dalam pesta panen raya, penyambutan, perayaan hari besar, festival budaya dan acara lainnya. Sesudah semua hasil panen padi terkumpul, maka masyarakat Sulawesi Tenggara akan melakukan modinggu yakni menumbuk padi secara beramai ramai yang dilakukan pemuda dan pemudi Sulawesi Tenggara. Sesudah acara tersebut selesai, maka berikutnya akan diakhiri dengan lulo bersama untuk hiburan dan melepas lelah sekaligus mempererat kebersamaan mereka. Tradisi tersebut masih terus dilakukan masyarakat Tolaki hingga akhirnya tari dinggu tersebut terbentuk. Tarian ini biasanya dilakukan 10 orang atau lebih penari pria dan tetapi jumlah penari juga bisa disesuaikan dengan setiap kelompok. Selain memakai kostum petani, para penari juga akan menggunakan properti seperti alu, tampah dan juga lesung. Untuk musik pengiringnya adalah gitar kecapi khas Sulawesi Tenggara dan juga kendang dengan irama padat akan tetapi ketika masuk ke gerakan lulo, maka irama akan semakin cepat. Penari wanita nantinya akan mengenakan kebaya dan kain sarung khas Sulawesi Tenggara. Sedangkan untuk aksesoris akan menggunakkan kalu dan hiasan rambut sambil membawa tampah dan sebagian lagi membawa alu kecil. Tari Lumense Tarian daerah Sulawesi Tenggara bernama tari lumense ini diambil dari bahasa penduduk yang terdiri dari 2 kata yakni lume berarti terbang dan mense berarti tinggi sehingga bisa diartikan menjadi terbang tinggi. Tarian ini berasal dari Kabupaten Bombana, Kecamatan Kabaena yang ditempati oleh suku Moronene yakni generasi suku Melayu tertua yang datang dari Hindia pada zaman pra sejarah. Tari lumense ini biasanya dipertunjukkan ketika menyambut tamu dalam pesta rakyat yang dilakukan 12 orang penari wanita sehingga bisa dikatakan ini merupakan tarian kelompok wanita. Dari 12 orang penari tersebut, 6 orang akan berperan sebagai pria dan 6 orang lainnya akan berperan tetap menjadi wanita. Untuk busananya sendiri juga terlihat sangat unik karena menggunakan busana adat Kabaena. Penari yang berperan sebagai wanita akan menggunakan taincombo yaitu baju adat Kabean berupa rok warna merah marun dan atasan berwarna hitam yang bagian bawah baju terlihat seperti ikan duyung. Sementara untuk penari yang berperan sebagai pria akan menggunakan taincombo berpadu dengan selendang merah serta korobi yakni sarung parang terbuat dari kayu yang akan dikenakan pada bagian pinggang sebelah kiri. Formasi dalam tarian ini juga terbilang menarik dari mulai maju mundur, bertukar tempat dan membentuk huruf “Z” kemudian berubah kembali membentuk huruf “S” yang disebut sebagai moomani atau ibing. Selama lagu sedang ditampilkan, maka juga akan diiringi alat musik tradisional seperti gong besar atau tawa tawa, gendang dan gong kecil atau ndengu ndengu. Tari Balumpa Balumpa adalah tari tradisional Sulawesi Tenggara lebih tepatnya berasal dari daerah Wakatobi yang masuk dalam jenis tari pergaulan untuk menyambut para tamu yang akan dipentaskan para wanita. Tarian ini menceritakan tentang sekumpulan gadis yang sedang berdendang diiringi lagu daerah dan musik gambir. Seperti yang sudah dijelaskan, tarian Sulawesi Tenggara ini hanya dilakukan oleh wanita meski ada juga beberapa pertunjukkan yang juga dilakukan oleh penari pria sebagai variasi. Untuk jumlah penarinya sendiri antara 6 hingga 8 orang yang bisa disesuaikan. Tarian ini akan terlihat semakin indah karena penari akan mengenakan busana adat berupa baju lengan pendek dan memakai kain panjang khas Sulawesi Tenggara lengkap dengan aksesoris seperti gelang, anting, kalung, hiasan kepala dan kain selendang untuk menari. Tarian ini masih terus dilestarikan hingga sekarang dan ada banyak kreasi serta variasi yang ditambahkan setiap pertunjukkan tari ini sedang dilangsungkan. Tari Lulo atau Malulo Tarian dari Sulawesi Tenggara ini merupakan tarian tradisional Suku Tolaki yang dilakukan secara massal baik pria atau wanita untuk acara pernikahan adat, panen raya dan perayaan adat lainnya. Dengan iringan alat musik tradisional dan lagu adat, para penari akan saling berpegangan tangan dan membentuk formasi lingkaran yang diwariskan turun temurun hingga sekarang. Karena dilakukan oleh banyak orang, maka tarian biasanya akan dilakukan pada tempat yang sangat luas dengan membentuk lingkaran berselang seling antara penari pria dan wanita. Berpegangan tangan dalam tarian ini ternyata juga memiliki aturan tersendiri. Telapak tangan pria harus berada di bawah telapak tangan pria yang dilakukan agar selama menari tangan pria tidak menyentuh area dada para wanita. Tari Galangi Ini merupakan tarian khas Sulawesi Tenggara lebih tepatnya dari Kepulauan Buton Raya yang menjadi tari perang dalam Kesultanan Buton. Tari galangi ini adalah ungkapan sekaligus spontanitas yang membentuk sebuah tarian untuk memperlihatkan pemakaian gala ketika sedang berhadapan dengan musuh. Tarian biasanya dilakukan untuk mengiringi Sultan pada saat akan keluar dari istana untuk melakukan tugas atau menyambut dan mengantar tamu Kesultanan. Tari galangi biasanya dilakukan 11 kelompok yang masing masing kelompoknya terdiri dari 7 orang. Dulunya, kelompok tersebut memiliki tugas mempertahankan Kesultanan dari serangan luar, akan tetapi tugasnya akan berubah ketika situasi masih aman. Setiap penari akan menggunakan busana Sala Kaitela yakni celana puntung dan membawa properti seperti gala atau tombak, tombi makuni atau bendera kuning, tombi male’i atau bendera merah dan juga tamburu atau genderang. Tari Mangaru Tari mangaru adalah tarian Sulawesi Tenggara yang lebih tepatnya berasal dari Desa Konde, Kecamatan Kambowa, Kabupaten Buton Utara. Tarian ini menggambarkan tentang keberanian pria zaman dulu ketika berada di medang perang. Para penari akan mempertunjukkan gerakan 2 orang pria yang saling adu kekuatan dengan menggunakan keris. Seperti jenis tari Sulawesi Tenggara lainnya, tari mangaru juga diiringi dengan beberapa alat musik tradisional seperti mbololo atau gong, kandi kandi serta 2 buah gendang terbuat dari kulit hewan. Sedangkan untuk musik umumnya memiliki tempo cepat yang disesuaikan juga dengan semangat para penari. Selain memperlihatkan kesenian, tarian ini juga sekaligus dijadikan ajang berkumpul warga setempat namun sayangnya semakin jarang ditemukan sekarang ini. Tari Umoara Tari umoara juga merupakan tarian adat Sulawesi Tenggara jenis tari perang yang ditampilkan untuk menyambut tamu dalam perkawinan bangsawan dan juga untuk mengantar jenazah bangsawan serta pelantikan seorang raja. Tarian ini menggambarkan tentang kewaspadaan dan ketangkasan ketika menyerang musuh sekaligus membela diri ketika berperang. Tarian yang berasal dari Suku Tolaki ini memiliki arti peperangan yang memang dulu digunakan untuk menyambut panglima perang ketika kembali dari berperang sekaligus menyambut para tamu kerajaan. Hingga sekarang, tarian ini masih dilestarikan namun fungsinya sudah berbeda yakni untuk menyambut para tamu yang sedang berkunjung ke Sulawesi Tenggara dan juga dalam acara pernikahan. Tari Honari Mosega Tari honari mosega yang merupakan tari tradisional Sulawesi Tenggara ini dulu dipertunjukkan sebagai atraksi sebelum dan sesudah perang. Ini merupakan tarian perang asli Liya, Kabupaten Wakatobi yang dilakukan sebagai bentuk motivasi dan semangat untuk para prajurit ketika berperang dan kegembiraan ketika menyambut kedatangan para prajurit sesudah perang sambil membawa kemenangan. Tarian Sulawesi Tenggara ini dilakukan oleh beberapa pria dimana akan ada 1 penari inti yang disebut tompidhe sambil emmegang tombak atau parang lengkap dengan 1 sampai 4 orang sebagai hulubalang yang disebut dengan manu manu moane sambil memegang tombak dan janur kuning untuk menangkal sihir atau bisa. Terkadang, dalam tarian juga terdapat hulubalang wanita yang disebut dengan manu manu wowine serta 1 orang pemukul gendang atau tamburu. Masing masing penari tompidhe dan manu manu moane tersebut akan dilengkapi juga dengan untaian gemerincing sehingga akan selalu berbunyi ketika bergerak. Tarian akan diisi dengan gerakan maju mundur beraturan yang merupakan gerakan silat Liya yang disebut Makanjara. Selama masa Kesultanan Buton, tarian ini sering dipertunjukkan dalam acara menyambut tamu agung dan acara adat untuk keturunan para bangsawan Liya. Dgk2.